Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Konsumsi Obat Pelangsing
RIAUMANDIRI.CO - Obat pelangsing yang kerap dijual bebas umumnya menawarkan khasiat menurunkan berat badan secara cepat.
Akan tetapi, kandungan di dalamnya itu patut diwaspadai. Sebab ada sejumlah bahaya obat pelangsing yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
Menurut penuturan pakar diet dr. Grace Judio, MSc, tidak semua obat pelangsing bekerja untuk memecah lemak tubuh, melainkan hanya berperan sebagai obat pencahar yang berfungsi dalam melancarkan buang air besar.
"Bila setelah minum obat tersebut perut jadi merasa agak mengecil, itu disebabkan karena kotoran dikosongkan dari usus. Jumlah kotoran yang harus dibuang setiap hari juga paling banyak 1-2 kg," kata Grace.
Sementara itu merujuk WebMD, mengonsumsi obat pelangsing sembarangan tanpa supervisi medis bisa lebih berisiko dan membahayakan kesehatan tubuh.
Jenis bahaya yang mengintai kesehatan akibat pemakaian obat pelangsing ini bervariasi, di antaranya:
1. Diare
Salah satu tingkat bahaya paling umum yang terjadi karena obat pelangsing yaitu gangguan pencernaan dan menyebabkan diare.
Kondisi tersebut juga disertai sembelit atau konstipasi, mulas berlebih, sampai mengeluarkan gas secara intens.
Penyebab diare pada obat diet bisa dipengaruhi oleh kandungan phentermine sehingga menjadi ketergantungan.
2. Sakit perut
Jenis obat pelangsing orlistat yang bekerja menghambat penyerapan lemak dapat menimbulkan reaksi sakit perut.
Rasa sakit perut itu akan bersamaan dengan buang angin berlebihan, bahkan membuat tekstur tinja berminyak.
Meski efek tersebut terjadi sementara, jika dibiarkan atau justru Anda mengonsumsi makanan berlemak tinggi maka kondisinya dapat memburuk.
3. Peningkatan tekanan darah
Bahaya obat pelangsing dikaitkan terhadap peningkatan tekanan darah. Khususnya untuk jenis obat stimulan seperti phentermine (Adipex-P).
Selain meningkatkan tekanan darah, obatnya dapat menyebabkan insomnia, detak jantung yang cepat, kegelisahan, ketergantungan obat, dan penyalahgunaan.
Perlu Anda tahu bahwa obat pelangsing mengandung sibutramin cukup berbahaya karena meningkatkan gangguan kardiovaskular. Terlebih jika dikonsumsi tanpa resep dokter.
4. Memengaruhi fungsi otak
Bupropion dan naltrexone (Contrave) adalah jenis obat pelangsing kombinasi yang membantu mengurangi nafsu makan.
Tapi, obat-obatan tersebut dapat memengaruhi neurotransmitter di otak, sehingga dikaitkan dengan sakit kepala, mulut kering, pusing, serta efek samping mual muntah.
Senyawa dalam obat berpotensi mengganggu fungsi otak dan mengirim sinyal untuk menghilangkan nafsu makan, atau ketergantungan yang membuatnya ingin terus diminum.
5. Menopause dini
Tingkat bahaya dari obat pelangsing dikaitkan memiliki pengaruh pada sirkulasi menstruasi dan berisiko pada menopause dini.
Efek samping paling umum terjadi yaitu membuat orang yang mengonsumsinya jadi sering buang air kecil.
Apabila terlalu banyak mengeluarkan air seni, maka sirkulasi darah dalam indung telur jadi terganggu dan rusak, lalu mengakibatkan menopause dini.
Sejauh ini untuk kondisi medis tertentu seperti obesitas, diabetes, konsumsi obat pelangsing memang masih boleh dikonsumsi.
Tapi, aturan mengonsumsinya hanya boleh sesuai rekomendasi dokter ahli dan penderitanya sudah melalui tahap skrining riwayat kesehatan terlebih dulu.
Selain itu, obat pelangsing juga bisa saja disarankan oleh dokter untuk kategori kondisi seperti berikut:
Indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih
Penderita diabetes tipe 2. Berat badan tidak turun 0,45 kg selama seminggu, meski sudah rutin olahraga dan menjaga pola makan.
Sejumlah pakar kesehatan masih merekomendasikan untuk makan lebih sedikit dan lebih banyak bergerak sebagai dasar dari proses penurunan berat badan yang bertahan lama.
Cara tersebut diklaim alami tanpa efek samping sehingga bisa terhindar dari bahaya obat pelangsing yang dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan jangka panjang