Ternyata Memelihara Kucing Bisa Kurangi Risiko Serangan Jantung
RIAUMANDIRI.CO - Menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan memang dapat mengusir kebosanan sekaligus mencegah stress.
Apalagi dengan tingkah dan raut wajah si anabul yang menggemaskan membuat kita betah berlama-lama bermain dengan kucing.
Selain itu, memelihara kucing ternyata juga bermanfaat untuk mengurangi risiko seseorang terkena serangan jantung.
Fakta tersebut diketahui dari sebuah penelitian berjudul "Cat ownership and the Risk of Fatal Cardiovascular Diseases. Results from the Second National Health and Nutrition Examination Study Mortality Follow-up Study" yang diterbitkan di Journal of Vascular and Interventional Neurology.
"Memelihara kucing bisa menjadi strategi baru untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular pada seseorang yang berisiko tinggi," tulis studi itu.
Temuan menurunnya risiko serangan jantung dengan memelihara kucing bisa diungkap setelah para peneliti melihat data dari Health and Nutrition Examination Study.
Referensi ini digunakan untuk menindaklanjuti partisipan studi yang merasakan segala jenis alergi untuk melihat apakah mereka sedang atau pernah memiliki kucing atau anjing.
Para peneliti kemudian menyesuaikan data yang didapat dengan mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, tekanan darah, merokok, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Dan hasilnya adalah partisipan studi yang memiliki riwayat memelihara kucing punya risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular yang jauh lebih rendah daripada orang-orang yang tidak pernah mengasuh kucing.
Risiko dapat berkurang sebab terdapat efek relaksasi yang diberikan kucing pada manusia dan kemampuan si anabul untuk meminimalkan stres ada pemiliknya
Para peneliti mencatat turunnya risiko terkena serangan paling efektif dirasakan pada partisipan yang memelihara kucingsejak usia dini.
Tentu perbandingan resikonya tidaklah sama dengan orang-orang yang memelihara kucingketika sudah didiagnosis memiliki penyakit kardiovaskular
Sayangnya, belum ada temuan soal menurunnya risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke pada pemilik anjing.
Para peneliti menduga itu disebabkan oleh karakteristik setiap anjing yang sangat bervariasi.
Temuan yang didapat para peneliti memang bisa menjadi kabar baik bagi para pencinta kucing.
Tapi para peneliti masih memerlukan perbandingan lebih lanjut dari studi lain yang mengkaji faktor berbeda selain yang sudah mereka teliti.
Untungnya, sudah ada studi lebih lanjut yang dilakukan oleh peneliti di University of Pennsylvania.
Studi tersebut mendapati partisipan yang memiliki riwayat memelihara kucing punya risiko lebih kecil untuk meninggal karena serangan jantung.
Temuan didapat setelah peneliti melakukan kajian terhadap 4.435 partisipan studi selama 13 tahun.