Belum Terdeteksi di Indonesia, Ini Negara yang Sudah Temukan Kasus 'Hybrid' Deltacron
RIAUMANDIRI.CO - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kemunculan virus COVID-19 rekombinan atau gabungan dari varian Delta dan Omicron. Varian yang populer disebut Deltacron ini sudah dilaporkan beberapa negara.
Dilansir Detik.com, Kementerian Kesehatan menekankan hingga Rabu (16/3/2022), varian Deltacron belum terdeteksi di Indonesia. Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menambahkan bahwa data terkait karakteristik dari Deltacron masih terbatas.
"Dan WHO dalam media briefing pada 10 Maret 2022 menyebutkan bahwa dalam hasil pertemuan Technical Advisory Group on Virus Converse Evolution atau grup penasehat teknis terkait evolusi virus yang terdiri dari para pakar virus di dunia, dampak varian ini terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahan gejala belum dapat dipastikan dan masih terus diteliti," jelas Prof Wiku.
Negara yang Laporkan Kasus Deltacron
1. Prancis
Lembaga (GISAID) menyebut Deltacron diidentifikasi pertama kali di Prancis oleh konsorsium EMERGEN. Diperkirakan virus gabungan ini sudah menyebar sejak awal Januari 2022. Dari laman tersebut, ada sebanyak 10 kasus Deltacron diidentifikasi pada saat pertama kali ditemukan. Kini jumlah kasusnya sudah mencapai 36 kasus.
2. Denmark dan Belanda
Selain di Prancis, pada briefing 9 Maret 2022 pihak WHO mengatakan varian Deltacron ini juga terdeteksi di Belanda dan Denmark. Dari data GISAID, Deltacron di Denmark mencapai 8 kasus, sementara Belanda 1 kasus.
3. Jerman
Negara di Eropa lainnya yang melaporkan kasus Deltacron adalah Jerman. Dari data GISAID, sejauh ini baru ada satu kasus Deltarcron yang diidentifikasi.
4. Belgia
Data GISAID juga mencatat Belgia sebagai salah satu negara yang melaporkan kasus Deltacron. Sampai saat ini tercatat ada 1 kasus varian Deltacron yang telah diidentifikasi.
5. Inggris
Dikutip dari The Guardian, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengungkapkan laporan adanya sekitar 30 kasus varian Deltacron yang terdeteksi di Inggris.
Ilmuwan dari Pasteur Institute Dr Etienne Simon-Loriere mengatakan ada kemungkinan rekombinan Deltacron yang dilaporkan di negara-negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, menggabungkan bagian berbeda dari virus induknya.
Maka dari itu, masih ada kemungkinan bahwa varian tersebut berbeda dengan Deltacron yang ditemukan di Prancis.
6. Amerika Serikat
Dikutip dari USA Today, laboratorium Helix di San Mateo, California, yang bekerja sama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) pada 29.719 sampel. Sampet tersebut dikumpulkan pada 22 November 2021 hingga 13 Februari 2022 di seluruh Amerika Serikat.
Hasil penelitian tim, termasuk University of Washington Medical Center dan perusahaan pengujian Thermo Fisher Scientific, para ahli menemukan ada dua infeksi yang teridentifikasi Deltacron.
7. Brasil
Baru-baru ini, Brasil mengkonfirmasi dua kasus infeksi akibat varian Deltacron. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Brasil Marcelo Queiroga pada Selasa (15/3/2022).
"Layanan pengawasan genomik kami telah mengidentifikasi dua kasus di Brasil. Satu di Amapa, satu lagi di Para," kata Queiroga yang dikutip dari XinhuaNet, Rabu (16/3/2022).
Melihat kemunculan virus gabungan itu, Queiroga mengimbau agar masyarakat di Brasil harus tetap waspada. Ia juga mendesak masyarakat segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap.