Mercedes-Benz Panik, Rusia Ancam Ambil Alih Pabrik Tutup Saat Perang
RIAUMANDIRI.CO - Mercedes-Benz khawatir bakal kehilangan aset senilai US$2,2 miliar atau sekitar Rp31,5 triliun jika negara Rusia memberlakukan nasionalisasi perusahaan asing ketika sedang menginvasi Ukraina.
Sebelumnya Rusia telah 'mengancam' melakukan nasionalisasi atau pengambilalihan properti asing, termasuk pabrik otomotif, yang ditutup karena alasan negara ini melakukan operasi militer di Ukraina.
Pada laporan tahunan Mercedes-Benz yang dirilis Jumat (11/3/2022), perang Rusia dengan Ukraina menimbulkan sejumlah risiko mulai dari gangguan komponen, suplai energi, hingga serangan siber.
"Risiko ini dapat semakin buruk dari potensi pengambilalihan aset anak perusahaan [kami] di Rusia," jelas Mercedes-Benz seperti diberitakan Reuters, Jumat (11/3).
Partai penguasa di Rusia, United Russia, mengatakan pada pekan lalu komisi pemerintahan telah menyetujui langkah pertama menuju nasionalisasi aset perusahaan yang 25 persen dimiliki asing asal 'negara tak bersahabat'.
Mercedes-Benz memiliki pabrik mobil di kota Esipovo, 40 kilometer arah barat laut dari Moscow. Sebanyak 1.000 karyawan bekerja di sana memproduksi sedan E-Class dan beberapa SUV.
Pabrik itu dibuka pada April 2019, seremonialnya dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini merupakan pabrik asing pertama selama bertahun-tahun yang dibuka di Rusia.
Sebelumnya investasi asing ke Rusia mengering karena sanksi dari negara-negara barat dan perekonomian negara yang stagnan.
Putin yang berbicara di pembukaan pabrik mengatakan pabrik ini akan memproduksi 25 ribu unit mobil per tahun. Investasi yang digelontorkan Mercedes-Benz dikatakan di bawah US$300 juta (Rp4,2 triliun)