Dibantu Pemda, Gubri Minta Warga Urus Perizinan Kebun Sawit yang Ilegal
RIAUMANDIRI.CO - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, mengimbau petani sawit di Riau yang lahannya masuk ke dalam kawasan hutan agar segera mengurus izin lahan perkebunannya dalam kurun waktu satu tahun ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
"Ada kebijakan pemerintah, bahwa kebun sawit yang masuk dalam kawasan hutan diberikan kesempatan kepada masyarakat dan perusahaan mengurus izin dalam waktu satu tahun," kata Syamsuar di Bengkalis, Rabu (9/3/2022).
Tidak hanya masyarakat, perusahaan yang juga memiliki kebun sawit yang masuk dalam kawasan hutan diberikan kesempatan mengurus perizinan dalam kurun waktu satu tahun.
Jika tidak, maka kebun sawit akan dianggap ilegal.
Dengan begitu, ia meminta bupati, camat atau pejabat di daerah untuk membantu petani yang ingin mengurus perizinan tersebut.
Pasalnya, kepengurusannya harus di Kementerian LHK, Syamsuar menyebut Dinas LHK Provinsi Riau bisa membantu proses perizinannya hingga ke Kementerian LHK.
"Pak camat atau pejabat di daerah tolong bantu petani kita untuk mengurus perizinan kebun sawitnya yang masuk dalam kawasan hutan. Tapi syaratnya satu petani hanya bisa mengurus kebun seluas 5 hektar. Jangan lebih, kalau lebih kena denda administratif, bayar ke pemerintah," jelas Syamsuar.
Hal itu bertujuan dalam rangka menyelesaikan dan memberikan perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat dalam kawasan hutan yang menguasai tanah di kawasan hutan.
"Saya tidak mau ada masyarakat kita berkebun secara ilegal. Saya ingin petani selamat agar nanti kebunnya berhasil dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, tentunya yang betul-betul diakui oleh pemerintah," ucap Syamsuar
Dikatakan Syamsuar, menurut catatan Kementerian LHK, luas lahan perkebunan sawit di Indonesia yang terlanjur ditanam oleh petani dalam kawasan hutan yakni 3,5 juta hektar.
Sedangkan luas lahan di Riau yang terlanjur ditanam petani sebanyak 1,8 juta hektar, dan 141.000 hektar terdapat di Kabupaten Bengkalis.