Migor Langka di Daerah, Sultan Tantangan Pemerintah Evaluasi Izin Industri CPO

RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menantang pemerintah untuk mengevaluasi izin usaha perkebunan sawit dan perusahaan pengolahan minyak sawit atau CPO yang cenderung memprioritaskan kebutuhan ekspor hingga mengganggu supplay minyak goreng di dalam negeri.
"Kita sangat prihatin dengan upaya masyarakat khususnya ibu-ibu yang harus antri dan terdesak-desak hingga menyebabkan kerumunan karena berebut saat membeli minyak goreng di banyak daerah. Sebuah pemandangan yang sangat paradoks di negara penghasil sawit terbesar di dunia," ujar Sultan melalui keterangannya, Jum'at (4/3/2022).
Menurut Sultan, krisis minyak goreng sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat. Jutaan UMKM sangat bergantung kepada keberadaan minyak goreng sebagai salah satu input produksinya. Khususnya pada industri pengolahan makanan dan kuliner.
Sultan menyayangkan situasi ini tidak mampu dikendalikan oleh pemerintah. Negara seperti takluk oleh hegemoni pasar bebas yang sangat kapitalistik. Ini tentu sangat bertentangan dengan prinsip ekonomi Pancasila yang digariskan oleh konstitusi.
"Jika korporasi tidak bisa kooperatif untuk memprioritaskan kepentingan dalam negeri setelah melakukan ekstraksi SDA, maka negara wajib menunjukkan kekuasaannya kepada pelaku pasar sebagai wujud komitmen dalam melindungi kepentingan nasional," ujar mantan Ketua HIPMI Bengkulu itu.
Sehingga menurut Sultan, tidak berlebihan jika di tengah situasi yang menyedihkan ini, negara menunjukkan powernya di hadapan pasar. Sultan menantang pemerintah mengevaluasi izin usaha perkebunan sawit dan perusahaan CPO yang beroperasi saat ini.
Selain itu, mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini juga mendorong Satgas Pangan dan Badan Pangan Nasional untuk melakukan kontrol distribusi minyak goreng dan produk pangan lainnya secara intensif. Kami harap Rantai pasok pangan harus dipastikan aman dan lancar sebelum suatu produk pangan diekspor, itulah hakikat swasembada.
"Dalam konteks minyak goreng, kementerian perindustrian dan kementerian perdagangan adalah pihak yang wajib aktif menyelesaikan masalah yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya ini. Semoga fenomena ini segera berakhir dan menjadi krisis yang terakhir", tutupnya.
Berita Lainnya
- Soal Dukung Calon Ketua Umum Kadin, LaNyalla: Tak Mungkin Pak Jokowi Ngurusin Itu
- DPD RI: Kewajiban Negara Lindungi TKI di Luar Negeri
- Ketua DPD RI Ajak Eks Napi Teroris Ambil Bagian Membangun Bangsa
- Kebijakan Reciprocal Tariff AS, Sultan Dukung Pemerintah Utus Negosiator
- Komite I DPD RI Dapat Masukan Soal Penyederhanaan Birokrasi dan Pilkada Serentak
- Nono Sampono Harapkan Seluruh Anggota DPD RI 2019-2024 Bersinergi