19 Ribu Desa Belum Miliki PAUD
RIAUMANDIRI.CO - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengungkapkan sedikitnya masih ada 19 ribu desa yang belum memiliki sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Padahal, kata dia, PAUD sangat berperan penting bagi tumbuh kembang anak Indonesia dari segi fisik maupun kognitif, rasa, sosial, emosional, sampai dengan moralitas. Ia menyebut, usia PAUD atau usia 0-6 tahun dikenal sebagai usia emas.
"Berdasarkan data pokok pendidikan 2021 masih ada sekitar 19 ribu desa yang belum memiliki satuan PAUD. Padahal PAUD memiliki peran yang krusial dalam menentukan kualitas generasi penerus bangsa," kata Nadiem akhir pekan kemarin.
Nadiem mengaku ingin anak Indonesia memiliki kesempatan sama untuk mendapatkan pendidikan usia dini yang bermutu. Sehingga, itu juga yang menjadi alasan ia meluncurkan terobosan merdeka belajar.
"Yang pertama, kurikulum merdeka dan platform merdeka mengajar memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran yang berpusat kepada murid," ujarnya.
"Dengan mempertimbangkan juga karakter, potensi setiap anak. Tidak hanya keragaman peserta didik yang menjadi perhatian kami. Tapi juga keragaman potensi daerah di daerah masing masing," imbuh dia.
Meski begitu, ia juga mengakui bahwa sekolah sekolah di daerah, yang jauh dari pusat, selama ini kesulitan memenuhi kebutuh. Sebab, dukungan jumlah bantuan yang diterima sama, padahal kondisinya berbeda.
Terkait itu, Nadiem mengaku telah menaikan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) bagi siswa-siswi PAUD naik dua kali lipat, dari Rp 600 ribu menjadi hingga Rp 1,2 juta per peserta didik.
Mantan bos Gojek itu menyebut besaran BOP PAUD nantinya akan dihitung berdasarkan indeks kemahalan konstruksi dan indeks peserta didik tiap wilayah kabupaten/kota. Ia berkata, daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) misalnya, akan mendapat dana BOP PAUD lebih besar dari wilayah lain.
"Sekarang nilai satuan BOP PAUD bervariasi sesuai tingkat kemahalan daerah. Penyalurannya langsung masuk ke rekening satuan pendidikan dan penggunaannya juga jauh lebih fleksibel,"pungkasnya.