Ada 4 Sumber Potensi Gempabumi dan Tsunami yang Selalu Mengancam Cilegon
RIAUMANDIRI.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti Pemerintah Provinsi Banten terkait ancaman gempabumi dan tsunami yang berpotensi menghantam wilayah provinsi tersebut.
Salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempabumi dan tsunami tersebut adalah Kota Cilegon karena letaknya berada di ujung barat Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, sekurang-kurangnya terdapat empat sumber potensi gempabumi dan tsunami di area tersebut.
Pertama, Zona Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami. Kedua, Zona Sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami. Ketiga Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut. Keempat Gunung Anak Krakatau yang jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.
"Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi kekuatan gempa hingga mencapai magnitudo 8,7. Diperkirakan kawasan Cilegon akan terdampak dengan tingkat intensitas guncangan VI-VII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang hingga berat," Dwikorita saat melakukan audiensi dengan Gubernur Banten, Wahidin Halim belum lama ini, dilansir dari website resmi BMKG, Senin (14/2/2022).
Mengapa BMKG mewanti-wanti, karena Cilegon dikenal sebagai kota industri lantaran banyaknya industri di kota tersebut. Selain itu, juga terdapat berbagai macam objek vital negara, antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant, (Rencana Lot) Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan (Rencana Lot) Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.
Apabila terjadi gempabumi kuat yang diikuti tsunami, maka Kawasan Industri Cilegon ini bisa mengalami kegagalan teknologi yang dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan, maupun cidera, penyakit bahkan kematian pada manusia.
"Artinya, ada multi ancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempabumi kuat yang diikuti tsunami," tuturnya.
Disebutkan, dengan kekuatan maksimum 8.7 tersebut, maka potensi genangan tertinggi diperkirakan mencapai 8,28 m, yaitu di sekitar kawasan Pelabuhan Merak. Hal ini dikarenakan posisi pelabuhan berada pada teluk yang menghadap celah sempit, berseberangan dengan Pulau Merak Besar, yang memungkinkan terjadinya amplifikasi/penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut.
Adapun genangan tsunami diperkirakan mencapai jarak maksimum sekitar 1,5 km dari tepi pantai di Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon, yang merupakan kawasan yang landai.
"Bencana ikutan akibat gempabumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia yang berbahaya, ledakan akibat bahan kimia, ataupun tumpahan minyak," imbuhnya.
Karena itu, BMKG merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Banten untuk segera membangun dan memperkuat sistem mitigasi gempabumi dan tsunami melalui upaya penyiapan sarana evakuasi (sirine, jalur, rambu, tempat evakuasi), command center, serta edukasi dan latihan rutin untuk seluruh masyarakat, pengelola industri dan pariwisata.