RIAUMANDIRI.CO - Beredar video Ketua Umum LQ Indonesia Lawfirm, Advokat Alvin Lim, SH  MSc, CFP, CLA yang kembali membongkar dugaan pidana yang melibatkan pejabat inisial RSO dalam kaitan dengan PT Mahkota Properti Indo Permata yang gagal bayar uang sejumlah kurang lebih Rp8 triliun dengan korban 6.000 investor.

Dalam keterangan yang diterima riaumandiri dari LQ Indonesia Lawfirm, video tersebut menjelaskan di mana RSO adalah direktur, di mana RSO secara tegas mengajak para pengunjung untuk menaruh dana yang sebelumnya mendapatkan bunga, dan akan mendapatkan dividen.

Advokat Alvin Lim, SH, MSc, CFP, CLA menantang penegak hukum untuk tidak setengah-setengah dalam penegakkan hukum terutama dalam penanganan kasus Investasi bodong.

"Juga kepada kejaksaan untuk tidak mempersulit penanganan kasus Investasi Bodong dengan modus P19 Mati sehingga kasus nantinya di-SP3." ujar Alvin, Kamis (20/1/2022)

Alvin Lim menyebutkan bahwa Jaksa Agung harus berhenti dengan pencitraan dan mulai menegakkan hukum sesuai tupoksinya, serta sesuai undang-undang yang berlaku.

Dalam video berikutnya, Alvin Lim mengancam akan membongkar borok dalam kasus bobolnya Bank Bukopin senilai Rp675 miliar yang melibatkan oknum, serta kasus-kasus lain yang menjadi modus operandi oknum dalam memeras dan mencelakakan masyarakat.

"Presiden harus mulai menegakkan hukum dan membenahi kasus investasi bodong, karena kasus investasi bodong inilah penyebab rusaknya ekonomi negara, di mana pintu belakang terbuka lebar, para penggemplang investasi bodong melarikan dana masyarakat ke British Virgin Island, Cayman Island sehingga upaya Presiden dan Sri Mulyani menarik investasi masuk tidak akan berdampak besar." tegasnya.

Alvin mengajak, agar masyarakat berani melaporkan jika menjadi korban investasi bodong ke Hotline LQ di 0818-0489-0999 agar ditangani secara profesional dan tuntas.

Video berdurasi 45 menir 22 detik ini berisi pernyataan blak-blakan Alvin Lim terkait upaya penegakkan hukum yang dialaminya dan membuka borok dan kebobrokan sistem penegakan hukum yang tidak berjalan dengan baik. KLIK DI SINI

Editor : Nandra F Piliang