Kamu Nafsuan? Begini Cara Mengendalikannya Menurut Islam

Kamu Nafsuan? Begini Cara Mengendalikannya Menurut Islam

RIAUMANDIRI.CO - Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menuliskan bagi anak-anak Adam bagiannya dari zina, ia pasti akan mendapatkanya. Zinanya mata memandang yang diharamkan, zinanya lisan membicarakannya, zinanya jiwa mengharap dan membayangkannya sedangkan kemaluannya akan membenarkan hal tersebut atau mendustakannya." (HR Tirmidzy).

Dalam Alquran surat Yusuf ayat 31, Allah berfirman:

Fa lammaa sami'at bimakrihinna arsalat ilaihinna wa a'tadat lahunna muttaka'aw wa aatat kulla waahidatim min-hunna sikkiinaw wa qaalatikhruj 'alaihinn, fa lammaa ra'ainahuu akbarnahu wa qatta'na aidiyahunna wa qulna haasya lillaahi maa haazaa basyaraa, in haazaa illaa malakung kariim


Artinya:

"Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia."

Dalam kisah Nabi Yusuf, meskipun Beliau dicintai dan disukai oleh banyak wanita karena ketampanannya, Nabi Yusuf tidak serta merta mengikuti nafsu syahwatnya untuk meladeni wanita-wanita tersebut. Berkat ketaatannya kepada Allah, Nabi Yusuf pun memohon agar dijauhkan dari segala perbuatan buruk karena nafsunya. 

Maka, beginilah cara mengendalikan nafsu syahwat yang diajarkan dalam Islam.

1. Menjalankan puasa.

Dengan menjalankan puasa, wajib atau pun sunnah maka seseorang tersebut juga berlatih untuk mengatur hawa nafsunya. Puasa akan membuat seseorang menjadi terlindungi dari kerusakan akibat nafsu syahwat. Dalam surat Al Baqarah ayat 183, Allah berfirman:

Yaa ayyuhallaziina aamanu kutiba 'alaikumus-siyaamu kamaa kutiba 'alallaziina ming qablikum la'allakum tattaqun

Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Rasulullah bersabda, "Puasa itu adalah perisai, maka apabila seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, janganlah dia berkata rafats (kotor) dan jangan pula bertingkah laku jahil (sepert mengejek, atau bertengkar sambil berteriak). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan “Aku orang yang sedang puasa, Aku orang yang sedang puasa." (HR Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ (1099), Imam Bukhari dalam Shahihnya (1894), dan Imam Muslim dalam Shahihnya (1151))

2. Perbanyak doa.

Untuk mengendalikan nafsu syahwat, seseorang dapat memperbayak doa sebagai berikut:

Allahumma inni a'udzu bika min munkarootil akhlaaqi wal a'maali wal ahwaa

Artinya, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang jelek)." (HR Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan) (HR Tirmidzi, no. 3591. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih)

3. Perbanyak istighfar.

Dengan naiknya nafsu syahwat, maka setan akan semakin menggoda manusia untuk melampiaskan nafsu tersebut kepada hal-hal yang dilarang oleh Allah, salah satunya adalah berbuat zina. Untuk itu, agar tidak mudah tergoda oleh godaan setan yang terkutuk, perbanyaklah membaca istigfar agar senantiasa ingat dengan Allah.

Dalam surat Al Araf ayat 200, Allah berfirman, "Wa immaa yanzagannaka minasy-syaitaani nazgun fasta'iz billaah, innahu samii'un 'aliim."

Artinya, "Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah."

4. Sholat malam.

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku biasa tidur dan shalat, berpuasa dan berbuka, dan aku menikahi wanita-wanita. Maka bertakwalah kepada Allah, wahai ‘Utsman, karena sesungguhnya keluargamu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu, tamumu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu, dan jiwamu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu. Maka puasalah, berbukalah, shalatlah (pada sebagian waktu malam) dan tidurlah (pada sebagian waktu malam)."

5. Menjaga pandangan.

Untuk mengendalikan hawa nafsu, dapat dilakukan dengan cara menjaga pandangan. Menjaga pandangan ini artinya, menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak semestinya dilihat karena akan menimbulkan dosa. Dalam Alquran surat An Nur ayat 30, Allah berfirman:

Qul lil-mu'miniina yaguddu min absaarihim wa yahfazu furujahum, zaalika azkaa lahum, innallaaha khabiirum bimaa yasna'un

Artinya, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."

6. Perbanyak baca Alquran.

Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat 37, "Wa kazaalika anzalnaahu hukman 'arabiyy, wa la'inittaba'ta ahwaa'aahum ba'da maa jaa'aka minal-'ilmi maa laka minallaahi miw waliyyiw wa laa waaq."

Artinya, "Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah."

7. Berkumpul dengan orang sholeh.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah lingkungan pertemanannya. Maka dari itu berkumpul dan bertemanlah dengan orang-orang sholeh agar tidak tergiur untuk mendekati perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang dihasilkan oleh nafsu syahwat.

8. Menikah.

Salah satu cara agar nafsu syahwat dapat digunakan secara positif dan justru mendapatkan pahala adalah dengan menikah. Rasulullah bersabda, "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)." (HR. Al-Bukhari (no. 5066) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1402) kitab an-Nikaah, dan at-Tirmidzi (no. 1087) kitab an-Nikaah.)

9. Mencintai Allah dan Rasul dengan tulus.

Dalam surat At Taubah ayat 24, Allah berfirman, "Qul ing kaana aabaa'ukum wa abnaa'ukum wa ikhwaanukum wa azwaajukum wa 'asyiiratukum wa amwaaluniqtaraftumuhaa wa tijaaratun takhsyauna kasaadahaa wa masaakinu tardaunahaa ahabba ilaikum minallaahi wa rasulihii wa jihaadin fii sabiilihii fa tarabbasu hattaa ya'tiyallaahu bi'amrih, wallaahu laa yahdil-qaumal-faasiqiin."

Artinya, "Katakanlah: 'jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."

10. Menghindari pemicu naiknya nafsu syahwat.

Cara terakhir adalah menghindari pemicu naiknya nafsu syahwat seperti dengan menjaga pandangan dan jaga jarak dengan lawan jenis.



Tags Nasional