Kasus HIV/AIDS di Pekanbaru Turun
RIAUMANDIRI.CO - Hari AIDS Sedunia (HAS) diperingati setiap tanggal 1 Desember. Tema yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan dalam rangka peringatan HAS tahun ini adalah 'Akhiri AIDS: Cegah HIV, Akses untuk Semua'.
Peringatan HAS tahun ini masih berada dalam masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 seolah melupakan banyak hal, termasuk infeksi HIV dan AIDS. Perhatian publik termasuk pemerintah tertuju pada pandemi COVID 19. Padahal disaat yang sama penyebaran penyakit lain masih terus terjadi, termasuk HIV dan AIDS.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, kasus tahun 2021 hingga September ditemukan kasus HIV sebanyak 140 kasus dan 83 kasus AIDS. Jika dibandingkan tahun 2020 mengalami penurunan, di mana kasus HIV mencapai 269 kasus dan AIDS mencapai 155 kasus. Walaupun mengalami penurunan, temuan kasus HIV/AIDS tetap patut menjadi perhatian semua pihak.
Menyikapi hal tersebut dengan dukungan Pemerintah Kota Pekanbaru, KPA Kota Pekanbaru melaksanakan berbagai kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan lebih banyak menyasar pada kelompok yang selama ini dianggap banyak pihak tidak memiliki risiko terinfeksi HIV. Kelompok tersebut antara lain karyawan swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga dan pelajar/mahasiswa.
"Karena setelah mencermati temuan data kasus yang ada, focus upaya penanggulangan diharapkan tidak hanya pada kelompok resiko tinggi. Selain pada pekerja swasta dan wiraswasta, temuan kasus terbesar ditemukan pada laki-laki dan pada usia produktif," kata Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi selaku Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru didampingi Sekertaris KPA Kota Pekanbaru, Hasan Supriyanto, Rabu (1/12).
Menurut Ayat, melalui laki-laki, terutama pada usia produktif inilah pada akhirnya HIV dan AIDS masuk dalam rumah tangga dan keluarga. Karena sebagian besar laki-laki pada usia produktif ini memiliki keluarga dan rumah tangga. Akibatnya temuan kasus pada ibu rumah tangga dan anak cenderung meningkat.
"Padahal ibu rumah tangga dan anak tersebut tidak melakukan tindakan berisiko terinfeksi HIV. Salah satu faktor penyebabnya adalah laki-laki pada usia produktif cenderung memiliki uang, sering melakukan perjalanan dan masih memiliki stamina yang prima," ujarnya.
Oleh sebab itu, pendekatan upaya penanggulangan pada laki-laki pada usia produktif menjadi strategis untuk dilakukan. Tema yang diusung dalam peringatan HAS ini tentu saja relevan dengan situasi ini. Upaya mencegah HIV dengan memberikan akses untuk semua dapat diartikan sasaran upaya penanggulangan sudah harus lebih luas sampai pada keluarga.
"Masyarakat luas diharapkan tetap mewaspadai penyebaran HIV dan AIDS dengan meningkatkan ketahanan keluarga. Karena melalui ketahanan keluarga diharapkan masyarakat dapat saling menjaga agar terhindar dari HIV dan AIDS minimal untuk sesama anggota keluarga. Ketika ketahanan keluarga terwujud, laki-laki dalam keluarga khususnya kepala rumah tangga menjadi tidak terpikir untuk melakukan tindakan beresiko terinfeksi HIV dan AIDS," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris KPA Kota Pekanbaru Hasan Supriyanto menambahkan, upaya penanggulangan AIDS memerlukan dukungan banyak pihak, tidak hanya pemerintah. Oleh sebab itu apa yang dilakukan ibu-ibu kader dan lembaga peduli AIDS dan lembaga peduli penanggulangan penyalahgunaan narkotika ini patut kita dukung. Karena pemerintah memiliki keterbatasan, dan peran serta masyarakat menjadi diperlukan.
Melalui dukungan berbagai pihak termasuk masyarakat, upaya penanggulangan AIDS diharapkan lebih massif. Dan diharapkan kewaspadaan masyarakat akan epidemi HIV dan AIDS semakin meningkat.
"Kedepan upaya penanggulangan AIDS juga akan disesuaikan dengan situasi pandemi COVID 19. Berbagai kebijakan penyesuaian yang ditetapkan pemerintah dalam upaya menekan kasus COVID 19 juga patut menjadi pertimbangan. Salah satunya adalah proses pemberian informasi yang lebih banyak dilaksanakan dengan metode virtual," ujarnya.