Gerbang Awan Buka Lagi, Tour Guide: Wisatawan Harus Terapkan Prokes!
RIAUMANDIRI.CO - Pandemi Covid-19 sudah mewabah hampir 2 tahun lebih, akibatnya berbagai sektor mengalami kelumpuhan, yang terparah melanda perekonomian, Kamis (21/10).
Sektor pariwasata pun turut lumpuh, di mana selama pandemi pemerintah menerapkan pembatasan terhadap aktifitas masyarakat.
Mulai dari menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM), hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Inti dari pemberlakuan pembatasan ini tidak memperbolehkan masyarakat untuk keluyuran dengan maksud yang kurang penting. Tidak hanya untuk dalam kota, pembatasan juga diberlakukan untuk bepergian ke luar kota.
Dua bulan terkahir pada 2021, pembatasan tersebut mulai mengalami kelonggaran sebab pemerintah memberlakukan PPKM level 2, di mana aktivitas perjalan diperbolehkan dengan syarat protokol kesehatan.
Hal ini memberikan kabar gembira bagi dunia wisata, khususnya tour guide. Lokasi wisata yang semula tutup, sudah mulai dioperasikan kembali. Wisatawan mulai berkunjung seusai mendapat informasi lokasi wisata tujuan dibuka kembali.
Di Provinsi Riau, salah satu wilayah yang memiliki banyak destinasi wisata ialah Kabupaten Kampar. Negeri dengan julukan Serambi Mekah itu memiliki potensi wisata alam yang masih asri, dapat menghilangkan kepenatan dari hiruk pikuk perkotaan.
Salah satu destinasi wisata yakni Gerbang Awan di Desa Koto Lamo, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Memakan waktu hampir 3 jam perjalanan dari Kota Pekanbaru.
Salah seorang tour guide Senja Subayang, Obi, menyebut bahwa wisatawan sudah mulai berdatangan untuk menikmati alam Kampar Kiri. Dirinya pun mengakui sudah banyak mengantarkan wisatawan mencapai puncak Gerbang Awan itu.
"Alhamdulilah, pengunjung sudah mulai datang. Tentu ini kabar baik bagi kami, para tour guide. Sempat setengah tahun lebih kami kehilangan mata pencaharian," terang pria berambut ikal itu.
Mengingat masih pandemi, Obi tidak bisa menerima sembarangan wisatawan untuk diantarnya berkeliling alam Kampar Kiri. Prokes ketat tetap menjadi pedomannya dalam menjalankan profesinya itu.
"Kita terima mereka (wisatawan) dengan catatan menerapakan prokes, yang kita terima pun tidak dalam gerombolan banyak seperti dulunya. Ini menghindar adanya penyebaran virus, dalam artian kita waspada juga," terangnya.
Rasa khawatir dari para tour guide tetap ada, sebab wasatawan yang datang berasal dari berbagai daerah, mayoritas dari Kota Pekanbaru.
"Kadangkala kami tanya juga, apakah mereka sudah vaksin, kalau begitu khawatirnya agak berkurang. Kita juga tanya-tanya ke mereka apakah ada mengalami gejala covid-19 atau semacamnya," ulas pria kelahiran Desa Gema itu.
Kebanyakan wisatawan yang ditemaninya hendak menuju ke Gerbang Awan, setengah jam perjalanan dari titik kumpul pertama, rute yang dilalui merupakan jalan tanah berbatu berbukit.
"Saat ini yang lagi digandrungi Gerbang Awan, yang berada di Bukit Manis Desa Koto Lamo," sambungnya.
Dalam sepekan, Obi bisa mengantar jemput dua hingga tiga kelompok wisatawan. Kebanyakan diakhir pekan, waktu berlibur yang tepat.
Seperti pekan lalu, Obi mengantarkan wisatawan dari Kota Pekanbaru, rombongan berjumlah 8 orang. Dari awal, Obi menayakan bagaimana keadaan diri dari wisatawan sesuai dengan protap yang mereka jalani.
Darmawan, salah seorang wisatawan itu mengatakan bahwa mereka memahami protap yang dijalan para tour guide itu. Rombongan itupun tak ingin menjadi pembawa virus dan menyebarkannya.
"Ada benarnya juga mereka (tour guide), mencegah penyebaran, nanti mereka terpapar gegera kami," terang Darmawan.
Gerbang Awan menjadi tujuan kelompok muda ini agar dapat menghilangkan kejenuhan dari penatnya bekerja di Ibu Kota Provinsi Riau. Gerbang Awan menyajikan hamparan alam yang asri, jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Gerbang Awan berada di kawasan Suaka Marga Satwa (SM) Rimbang Baling, di mana menjadi salah satu kawasan hutan yang dilindungi pemerintah. Masyarakat bisa mengelola area yang berpotensi wisata dengan catatan tidak merusak lingkungan.
Kenapa disebut Gerbang Awan, sebab di pagi hari saat matahari muncul kepermukaan atau sunrise tampak awan putih berjejer sejauh mata memandang, itu dilihat dari atas Bukit Manis.
"Pemandangan awan berjejer itu semacam antri mamasuki gerbangnya. Lautan awan itu menjadi pemandangan yang dapat dinikmati untuk penghilang penat. Di sisi lain, pemandangan itu meningkatkan rasa takjub akan kuasa Allah," terang Darmawan menceritakan pengalamannya.
Darwaman bersama kawan-kawannya itu kerap kali melakukan perjalan wisata alam, sejak diberlakukannya PPKM level 2 di beberapa wilayah di Provinsi Riau barulah merutinkan hobi travelingnya itu.
"Untuk memilih tempat wisata, kami berembuk bersama menentukan mana tujuannya, setelah itu kami cek apakah kawasannya berada di zona merah penyebaran atau tidak, sekiranya aman baru kami hubungi tour guidenya," kata Darmawan memaparkan kiat travelingnya.
Selama PPKM level 2 ini, rombongan sudah mengunjungi tiga lokasi wisata alam, yang kesemuanya berada di wilayah Kampar Kiri.
"Alhamdulillah, hal yang tidak diinginkan tidak terjadi," kata Darmawan mengakhiri.