Nonton PON Pakai Baju Bintang Kejora, Seorang Pria Ditangkap Polisi, Warga Protes
RIAUMANDIRI.CO - Seorang frater (Fr) bernama Anton Syufi OSA ditahan aparat kepolisan karena menggunakan baju dengan motif bintang kejora saat menonton pertandingan sepak bola PON antara tim Papua dan tim NTT di stadion Mandala Jayapura, Papua, Minggu (3/10/2021).
Dikutip dari Suarapapua.com, informasi tersebut disampaikan Fr Kristianus Sasior OSA, yang sedang mendampingi Fr Anton Syufi di Polres Jayapura Kota.
Anton ditahan sejak pukul 16.00 WIT. Namun, baru pada pukul 22.00 WIT Anton dibebaskan.
“Polisi bilang tahan dia karena pakai baju bintang kejora. Polisi bilang itu mengganggu berjalannya PON XX Papua. Sudah ada larangan untuk jangan pakai atribut bercorak bintang kejora. Adik Frater Anton tidak sengaja karena dia ada pakai baju berlapis," ujar Fr Kristianus Sasior OSA.
“Pas satu tim kebanggaannya menang akhirnya dia lompat-lompat dan membuka baju luar lalu polisi melihat kostum di dalamnya yang bercorak bintang kejora. Akhirnya dipanggil dan dibawa ke Polres Kota Jayapura. Saat ini, pihak polisi bilang masih tunggu Kasat Intel untuk datang lagi jadi kami masih tunggu,” tambahnya.
Diketahui, larangan pemakaian aksesoris bercorak bintang kejora telah terjadi sejak awal PON di Papua dilaksanakan.
Dilansir dari Jubi.co.id, tiga warga yang ingin menonton upacara pembukaan PON XX Papua dilarang memasuki Stadion Lukas Enembe di Kabupaten Jayapura karena mengenakan aksesoris bermotif bintang kejora.
Tiga warga itu akhirnya memilih batal menonton upacara pembukaan PON XX Papua.
Sementara, aksesoris bermotif bintang kejora memang banyak dikenakan warga di Papua. Baik berupa noken, baju, gelang, topi, bando, anting-anting.
“Ada tiga orang Papua yang pakai tas bintang kejora. Tapi mereka dilarang masuk stadion,” kata salah satu warga, Pondina Wenda kepada Jubi.
Menurut Wenda, ketiga orang Papua itu sempat mendebat petugas yang melarang mereka memasuki stadion.
“Saya bilang, itu hanya noken saja, dan gelang. Akhirnya, ketiga pemuda itu memilih keluar saja,” ujarnya.
Wenda menyayangkan pembatasan itu, karena PON XX Papua merupakan acara besar yang bersejarah.
“Kenapa harus ada larangan seperti itu? Bilang ‘kita bisa’, tapi kita bisa apa, kalau yang pakai motif bintang kejora saja diusir pulang di atas tanahnya sendiri?” ujarnya.