Webinar Literasi Digital: Jadi Pelajar Cerdas dan Mengerti Digital
RIAUMANDIRI.CO, MERANTI - Dr.rer.nat. doniYusri, SP., MM menyampaikan Tips merawat pawsord harus sering di ganti, bersifat rahasia, sangat pribadidan tidak memberikan kepada orang lain. Keamanan dua tingkat, menggunakan dua jenis autentikasi untuk bisa masuk dalam system.
Nuryaningsih S.Pd menyampaikan Bagaimana caranya pribadi yang beretika menjadi pribadi yang lebih baik lagi karna kita berinteraksi dengan agama yang berbeda, suku berbeda dan latar belakan yang berbeda
And Saputra, S.I.Kom menyampaikan Ciri generasi digital : identitas, proses belajar, kebebasan berekspresi, privasi. Membangun budaya digital yang berbudaya menanam : Nilai-nilai Pancasila dan bhineka Tunggal ika di ruang digital, Pendidikan multicultural yang autentik dan berlanjutan, Menumbuhkan toleransi yang authentic, Jadilah agen pribadi nak bangsayang berkarakter, Membangun demokrasi substantif.
Webinar literasi digital pada pagi ini, Senin 02 Agustus 2021 dimulai pukul 09.02 yang dibuka oleh moderator, Azzura Inta . Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada pagi ini adalah “MENJADI PELAJAR CERDAS DAN CAKAP DIGITAL” Moderator mempersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo. Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, @shintasyamsularief. Moderator berbincang dengan key opinion leader pada pukul 09.20.
Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 09.25 narasumber pertama yaitu Bapak Dr. Ir. Soni Trison, S.Hut, M.Si IPU membawakan materi. Beliau adalah seorang Akademi IPB University. Materi yang disampaikan adalah “ Terampil Bagi Peserta Didik Dan Guru Di Era Digital”, beliau menyampaikan di era Digital sangat luas, pangsa pasarnya mendunia. Peran guru dalam pembangunan nasional, keterampilan di industry masa depan sangat dinamis. Merespon masa depan : komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skill, selalu mencoba dan menerapkan prototype tehnologi terbaru, kolaborasi baru bagoi model sertifikasi, kolaborasi antara dunia industry, Menyusun kurikulum Pendidikan. Tantangan guru dan pembelajaran, peserta didik adalah generasi digital native yang sudah menggunakan tehnologi sebagai bagian kesehariannya. Ciri pembelajaran abad 21 : guru bukan satu-satunya sumber belajar, belajar tidak harus dikelas, murid dapat belajar terlebih dahulu, guru berperan sebagai tutor, proses pembelajaran berubahdari teaching and learning menjadi learning
Arah pemanfaatan ICT oleh pendidik : memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan pemilihan materi ajar serta meningkatkan tehnik. Guru harus merasa Bahagia memberikan pelajaran untuk amal jariah kita nanti. Era digital belajar itu mengetahui secara belajar berkreasi. Di era digital banyak pengetahuan berlimpah. Ada banyak alternnatif sumber belajar tersedia buku, modul pembelajaran, off line, online. Peran guru abad 21, guru harus professional pada abad 21 proses belajar mengajar : to describe, to explain, to Illustrate, to demonstrate, to inspire. Kita sebagai siswa dan guru harus selalu mencari ilmu, karna tehnologi terus berkembang
Narasumber kedua yaitu Bapak Dr.rer.nat.Doni Yusri.SP., MM , menyampaikan materi pada pukul 09.48 Beliau adalah seorang Dosen dan Praktisi. Materi yang disampaikan berjudul “ Menjadi Pelajar Cerdas dan Cakap Digital”, beliau menyampaikan dengan Internet memberikan nilai positif dan menjauhi nilai negative untuk pengguna, Hal positifnya mendapatkan ilmu pengetahuan, di daerah yang jauh dari ibu kot bisa mendapatkan beriita yang update. Dampak buruk yang menggunakan gawai yaitu : terpapar konten pornografi, konten bermuatan negative, potensi kejahatan, kecanduan, anti sosial. Internet sehat dengan INSAN. Di Indonesia dengan penduduknya 200 juta orang menggunakan internet sebanyak 75%.
Persoalan dan Tantangan perubahan perilaku, kriminalitas, kejahatan, karena itu gunakannlah saluran resmi belajar online, cukup tahu tapi jangan memberi tahu, jaga dan rawat gawai dan perangkat computernya, cukup kuota dan jariangan yang baik. Jenis fitur aplikasi pembelajaran online ada Google meet, ruang guru, quiper school, rumah belajar, SeTARA daring. Fitur keamanan platform aplikasi aplikasi pembelajaran online : Zoom, E-learninglainnya, Youtube. Tips merawat pawsord harus sering di ganti, bersifat rahasia, sangat pribadi tidak memberikan kepada orang lain. Menjadi good nitizen : selalu klarifikasi/ tabbayun sikap kritis terhadap konten berita. Keamanan dua tingkat, menggunakan dua jenis autentikasi untuk bisa masuk dalam system. Bangga menjadi generasi muda Indonesia sangat berpotensi di era digital.
Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Ibu Nuryaningsih S.Pd pada pukul 10.12. Beliau selaku Kepala MTs Negeri Selatpanjang. Materi yang disampaikan adalah “ Etika Digital “ beliau menyampaikan Etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu Sikap tata krama diri kita, dalam Bahasa ada etikanya karna semua yang kita share dan tulis akan terekam. Apa yang kita tulis harus bertanggung jawab, sesuatu hal yang baik dan buruk akan kembali lagi kepada kita. Berkomunikasilah dengan baik bahwa manusia merupakan mahluk sosial, harus ada adab berbicara, sopan santun dan sudah di atur dalam tata krama.
Tidak menggunakan bahasa atau tulisan kasar di dalam dunia maya di internet, orang yang mendengarkan dengan indah. Dalam komunikasi dalam tulisan harus di perhatikan jangan sampai salah ketik atau tanda baca, akan salah arti. Menyadari posisi berada di mana kita berinteraksi dalam suatu grup digital. Dalam suatu grup kelas juga harus di perhatikan juga emotion dalam penulisan, perhatikan dahulu sebelum kita share. Menjaga privasi diri kita maupun privasi orang lain. Apabila komunikasi yang akan kita sampaikan yang baik akan kembali kepada diri kita sendiri kebaikannya.
Materi keempat disampaikan oleh Andi Saputra, S.I.Kom selaku Researcher at Insight Institute. Pemaparan dimulai pada pukul 10.30. Materi yang disampaikan oleh narasumber keempat berjudul “ Budaya Digital ”, beliau menyampaikan budaya digital tatanan baru dimana manusia dan tehnologi hidup secara berdampingan dan berkolaborasi. Pembelajaran di era digital perlu perhatian bahwa pembelajaran aktivitas yang berbeda dengan pengajaran. Tranformasi di era digital man… Perubahan di era digital kuliah online, kerja onlin, belanja online. Ciri generasi digital : identitas, proses belajar, kebebasan berekspresi, privasi. Membangun budaya digital yang berbudaya menanam :
-
Nilai-nilai Pancasila dan bhineka Tunggal ika di ruang digital
-
Pendidikan multicultural yang autentik dan berlanjutan
-
Menumbuhkan toleransi yang authentic
-
Jadilah agen pribadi nak bangsayang berkarakter
-
Membangun demokrasi substantif
Cara menjadi warga digital yang berbudaya : 1. Berfikir kritis 2. Meminimalisir unfollow Unfriend, dan Block, 3. Gotong royong kolaborasi kampanye literansi digital. Tidak penting apapun agama atau sukumu kalua bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernak tanya apa agamamu
Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money untuk yang beruntung.
-
Rio Sanjaya memberikan pertanyaan kepada Dr. Ir. Soni Trison, S.Hut, M.Si
Q : Bagaimana cara generasi milenial dan pelajar Indonesia ikut andil dalam digital culture ? Bagaimana menyikapi literasi digital bagi generasi milenial?
A : Hidup itu hanya sekali, perlu ada guru kehidupan. Guru merupakan pegangan kepada siswa. Perlu di bekali dengan ilmu yang tinggi, Sekolah yang tinggi bergabung di universitas yang bagus Kita harus kreatif dan positif sebagai generasi penerus. Siswa sebagai amal jariah untuk guru untuk memberikan pengajaran yang baik
-
Wanda memberikan pertanyaan kepada Dr.rer.nat.Doni Yusri, SP., MM
Q : Bagaimana anak-anak untuk menjadi SDM yang unggul? Bagaimana peran guru dan orang tua menjelaskan cara mengaksesyang digital yang baik kepada peserta didik?
A : anak diera milenial harus paham dan harus terus update. Jangan hanya sebagai pengguna harus menjadi influencer yang positif yang memberikan informasi yang berguna, harus ada visinya. Generasi milenial harus lebih unggul dan adanya etika dalam menggunakan digital, adanya keterbukaan apa yang sudah di download yang ada di gawai, dan dapat berkomunikasi menanyakan kepada orang tua atau dosen. Adanya inovasi dari kritikal.
-
Anggun memberikan pertanyaan kepada Ibu Nuryaningsih S.Pd
Q : Adakah hal yang dapat dilakukan guru atau keluarga untuk mengantisipasi agar anak-anak tetap menjunjung etika dalam belajar online?
A : Dari etika menunjukkan kepribadian kita dan kepribadian bangsa, merupakan kebiasan anak dari sejak lahir sampai tingkat sekolah merupakan kerjasama orang tua dan guru. Merubah anak kebiasaan, menjadi terbiasa, gaya hidup, biasakan komunikasi di rumah dengan santun, anak butuh sentuhan dan perhatian. Masuk di dalam dunia digital harus perhatikan komunikasi anak dengan teman maupun gurunya. Pendidikan yang utama dari rumah, guru membantu memberilkan pelayanan jangan sampai putus asa. Dengan memndidikan jangan ada kata bosan dan putus asa. Anak harus terus memegang etika budaya dan berbahasa.
-
Raudatus memberikan pertanyaan kepada Bapak Andi Saputra, S.I.Kom
Q : Pendekatan apa yang baik digital literasi dan seberapa penting Pendidikan mengambil tempat dalam pembentukan fondasi digital literasi.
A : dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila, menjaga sopan santun, menjaga etika dan menjaga diri kita untuk bertanggung jawab. Pendidikan harus di terapan bagaimana belajar menyampaikan ide-ide dan kreatifitas yang baik, merupakan cerminan kita di dunia digital.
Sesi tanya jawab selesai pada pukul 11.20. moderator kembali memanggil key opinion leader ka @shintasyamsularief walaupun belajar dengan online tapi tetap belajar. Etika harus selalu di contohkan kepada anak-anak beretika. Setiap aspek harus selalu berkolaborasi. Peran guru sangat terbatas di online, sehingga saya mengetahui susahnya mengajari anak belajar. Saat situasi saat ini harus beradaptasi. Awalnya tidak paham dalam digital yang mengajari zoom, google mee di ajari oleh anak saya sendiri dn lebih komunikasi lebih baik dengan anak. Komunikasi harus di perbaiki berbicara dengan anak-anak. Di era terbuka ini harus mengetahui etika digital. Jangan hanya jadi Follower harus menjadi influencer yang baik.
Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai 11.23, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.33 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital!