Webinar Literasi Digital: Paham Batasan di Dunia Tanpa Batas Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital
RIAUMANDIRI.CO - Webinar literasi digital pada pagi ini, Selasa, 31 Agustus 2021 dimulai pukul 14.00 yang dibuka oleh moderator, Ayu irti Baitul. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Salam Literasi Indonesia Makin Cakap Digital”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada siang ini adalah “Menjadi Netizen Pejuang, Bersama Lawan Hoaks”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech yaitu, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo.
Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader @dellaaoktrina, selaku. Moderator berbincang dengan key opinion leader pada pukul 14.10.
@dellaaoktrina: memanfaatkan dunia digital dengan baik, misalnya untuk keperluan yang bersifat positif pada saat pandemic ini.
Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 14.15 narasumber pertama yaitu Muhammad Rosit, M.Si , membawakan materi. Beliau adalah seorang Wakil Dekan Bidang Akademi Fikom Universitas Pancasila . Materi yang disampaikan adalah “Batasan Dunia Digital dalam Undang- undang ”.
Summary: Dunia digital memberikan kekebasan setiap orang itu bisa mengekpresikan pendapat nya, dalam hal politik, budaya, dll. Kita juga bebas mengekpresikan dalam bentuk website, blok. Menurut data bahwa pengguna internet semakin lama semakin naik.
Mengapa kebebasan ruang digital dibatasi, norma di ruang digital tidak berbeda dengan ruang fisik, mengelola ruang privat dan ruang public, norma dan budaya, etika berkomunikasi.
Penipuan, judi online, hoax, pencemaran nama baik salah satu kebebasaan online yang berbentuk negative. Jangan sampai kebebasan online dapat menyebabkan kerugian bagi orang lain . jangan sampai dunia digital kita dijadikan sampahsampah bagi dunia digital. Norma ruang didital tidak berbeda dengan dunia asli, karna di ruang digital juga da di antur oleh undang-undang yang di atur oleh negara.
Cara mengekspresikan pendapat di ruang digital, punya kemampuan privasi komunikaso, menyampaikan berdasarkan data dan fakta, hindari opini yang provokatif dan multi tafsir, sopan dan santun. Kebebasan berekspresi di dunia digital dalam bentuk positif , konektifitas, Pendidikan, hiburan, bisnis, politik, dll.
Pemaparan selesai pada pukul 14.36 WIB.
Narasumber kedua yaitu, Koharudin S.T menyampaikan materi pada pukul 14.40 . Beliau
adalah Kepala Seksi Layanan Hubungan Media Materi yang disampaikan berjudul “ Kenali & pahami Rakam Jejak di Ruang Digital”.
Summary: Secara Umum, jejak digital adalah jejak data yang kita buat dan kita tinggalkan saat menggunakan perangkat digital.
Ada beberapa sistus untuk menghilangkan dunia digital, acuan dalam dunia digital ada hal-hal yang bersifat pribadi dapat di salurkan ke orang lain yang menggunakan dunia digital juga. Apa saja jejak digital yang kita tinggalkan?
-
Riwayat pencarian, biasanya pada history search pada browser.
-
Pesan teks dalam aplikasi.
-
Foto dan video
-
Lokasi yang kita kunjungi, dengan CPS terkomunikasi dengan internet.
-
Interaksi sosial media (like&share)
-
Riwayat pencarian, termaksuk saat dalam mode penyamaran ( incognito mode)
-
Persetujuan akses cookie, dalam perangkat saat diminta oleh browser
Jejak digital pasif, jejak data yang kita tinggalkan secara darig dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan kita. Mencari digital pasif ini tidak berbahaya. Jejak digital aktif, data yang sengaja dikirim lewat internet atau di platform digital. Contohnya : mengirim email, mempubliskan diri di media sosial, mengisi formular daring sn lain sebagainya.
Pemaparan oleh narasumber kedua selesai pada pukul 14.59 WIB.
Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Husnul Muhammad Fadly, S.Pd pada pukul 15.00 WIB Beliau selaku Ketua PC ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota . Materi yang disampaikan adalah “lawan perundungan digital
(ciber bullying) BANGUN Budaya LUHUR BANGSA”.
Summary: Bangun budaya luhur bangsa Toleransi (menghargai perbedaan, pandangan dan keyakinan baru, serta menghargai orang lain tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, dan kepercayaan,) Empati (memahami perasaan orang lain) Kontrol diri (berpikir sebelum bertindak) Menghormati Orang lain Peduli Sesama Keadilan (memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak, dan adil). Hidup Berdampingan Dengan Menghormati perbedaan.
Apa sih cyberbullying? cyberbullying adalah perilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.
Bentuk cyberbullying :
-
memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial
-
Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial, atau memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan
-
Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka.
-
Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online
-
Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas, atau grup pertemanan
Dampak bagi pelaku Cenderung bersifat agresif, berwatak keras, mudah marah, impulsif, lebih ingin mendominasi orang lain, kurang berempati, dan dapat dijauhi oleh orang lain.Dampak bagi yang menyaksikan Jika cyberbullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka orang yan menyaksikan dapat berasumsi bahwa cyberbullying adalah perilaku yang diterima secara sosial.
Pemaparan oleh narasumber ketiga selesai pada pukul 15.25 WIB.
Materi keempat disampaikan oleh Yusra Nurvita, S.I.Kom selaku Konsultan Manajeman Aset. Pemaparan dimulai pada pukul 14.28. Materi yang disampaikan oleh narasumber keempat berjudul “Bijak Berkomunikasi dalam Dunia Digital”.
Summary: Pentingnya etika digital, perbedan latar belakang dimana kita tinggal di daerah dimana masing-masing berbeda kebudayaan dan juga berbeda dalam bahasa. Komunikasi di dominasi oleh teks ( multi interprestasi) media sosial tidak serta merata dianggap sebagai media yang berbeda dengan dunia nyata. Media sosial tidak semata memfasilitasi pengguns tspi indtitusu bisnis.
Internet, cyberspace adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyaj dipakai dalam jarinagan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal balik secara online.
Pemaparan oleh narasumber keempat selesai pada pukul 15.53 WIB.
Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money untuk yang beruntung.
-
ROBI ANZIFA memberikan pertanyaan kepada Muhammad Rosit, M.Si
Q : apakah kebebasan berpendapat juga termasuk kedalam kebebasan berekspresi Pak? yang artinya juga ada Batasan. Apa saja Pak Batasan dalam berpendapat?
A : bahwa kebebasan berpendapat, tekmaksud kebebasan berekspresi. Misalnya kebijakan pemerintah, melalui pendapat kita, karna negara tidak melarang untuk bebas berpendapat, tetapi menggunakan bahasa yang sopan.
-
Mahalita memberikan pertanyaan kepada Koharudin S.T
Q : Apa saja faktor-faktor kelemahan keamanan siber di Indonesia dan mengapa data pribadi bisa diperjualbelikan di Darkweb? Lalu bagaimana cara mengatasi kasus pencurian data pribadi tersebut?
A : ketidak pahaman pengguna, pastinya pembobolan semakin besar, terjadinya hal tersebut ketidak pahaman nya menggunakan aplikasi, sehingga tanpa sadar pengguna memberikan akun mereka kepada yang lain. Pemerintah sudah bergerak dengan keamanan data. Untuk menghindari kejatahan lebih memperhatikan penyimpanan datanya dari username password, dengan kombinasi kata.
-
Hardana natipulu memberikan pertanyaan kepada Husnul Muhammad Fadly, S.Pd
Q : Terkait budaya digital yang mengalihkan seluruh kegiatan pada wajah daring (modernitas) apakah modernitas ini akan mengurangi kekentalan dan ciri khas budaya Indonesia. Bagaimana agar modernitas ini berdampak baik khususnya untuk generasi bangsa dalam melestarikan budaya Indonesia yang mana efek modernitas ini membuat anak muda malas misalkan malas jalan kaki karena ada ojek online, malas masak karena ada delivery makanan
A : Bahwa toxic itu tidak bermanfaat, berbicara dengan digital banyak menggunakan gaya toxic, tentang bagaimana tentang beretika bermedia sosial, harus nya mereka tau bagaimana beretika bermedia sosial, tidak dijadikan budaya.
-
Elisabeth Fransiska memberikan pertanyaan kepada Yusra Nurvita, S.I.Kom
Q : Apabila kita mengubah mindset dari perilaku konsumtif menjadi produktif akan dapat berdampak menjadi toxic productivity. Bagaimana agar kita tidak menjadi toxic productivity dan tetap melakukan perilaku produktif yang sehat
A : mungkin kalau toxic itu sendiri, disituasi yang sudah, bahwa ada yg salah di kehidupan sehari-hari. Cara menghadapinya di takar terlebih daluhu pelaku toxic tersebut, bagaimana cara supaya tidak toxic lagi, dari pola kerjanya, pola pikirnya. Coba untuk mengapresiasi supaya mereka tidak merasa nilai mereka tidak kurang.
Sesi tanya jawab selesai pada pukul 16.01 . Moderator kembali memanggil key opinion leader @dellaaoktrina . Beliau menyampaikan bahwa bagaimana kita lebih bijak memilah mana yang baik dan buruk dalam dunia digital.
Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi siang ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 17.00 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital!