Jazilul Fawaid: Ideal Pancasila dengan Realita di Masyarakat Sering tak Nyambung
RIAMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, Pancasila adalah etika dan landasan segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Pancasila merupakan azimat yang ditemukan oleh para pendiri bangsa," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu dalam diskusi "Memperkokoh Pancasila di Tengah Kehidupan Bermasyarakat’, Media Center, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/9/2021).
Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Semua konsep Pancasila bisa masuk dalam sendi-sendi kehidupan. Keberadaan Pancasila ditegaskan tidak perlu dipertentangkan dengan agama.
Dia menyebut cita-cita Pancasila sangat ideal. Namun dirinya mengakui antara idealnya Pancasila dengan realita yang ada di masyarakat sering tidak nyambung. Hal demikianlah yang disebutnya menjadi masalah.
Menurut alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu, agar Pancasila bisa hidup di tengah masyarakat atau diamalkan maka nilai-nilai yang ada harus dipahami. Kiat untuk memahamkan dasar negara itu dikatakan ditempuh lewat pendidikan dan ketauladanan.
Untuk mensosialisasikan Pancasila, Jazilul Fawaid mengatakan tidak cukup bila hanya dilakukan oleh MPR dan BPIP. MPR dan BPIP mempunyai tugas untuk menguatkan Pancasila hidup di tengah masyarakat.
Pun demikian agar Pancasila bisa menjadi gaya hidup dalam keseharian maka harus ada sosok yang bisa menunjukan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. “Nah anak-anak milenial jaman sekarang butuh sosok seperti itu”, tegasnya.
Anggota DPD RI Teras Narang yang hadir dalam diskusi lewat ‘daring’ mengatakan semua warga negara harus memahami pentingnya Pancasila. Ini pekerjaan yang tak boleh berhenti.
Untuk memberi sosialisasi atau memahamkan nilai-nilai ini menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah itu harus menyesuaikan dengan era yang ada. Unsur kebersamaan dikatakan harus selalu didengungkan.
Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menyebutkan, seseorang itu mengamalkan nilai-nilai Pancasila bisa dilihat apakah dia dalam kehidupan mempunyai rasa ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan persatuan. Bila nilai-nilai itu ada maka seseorang itu mampu membuat tatanan hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan. Nilai-nilai yang demikian menurutnya ada pada sosok Wakil Presiden Mohammad Hatta. Hatta disebut merupakan sosok yang bisa dijadikan tauladan. “Elit politik memang harus memberikan contoh ketauladanan,” tegasnya.