Jelang Idul Adha, Taliban Diminta Genjatan Senjata

Jelang Idul Adha, Taliban Diminta Genjatan Senjata

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Sebanyak 15 diplomat negara asing dan perwakilan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mendesak Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan untuk melakukan gencatan senjata menjelang Idul Adha.

"Idul Adha ini, Taliban harus meletakkan senjata mereka demi kebaikan dan menunjukkan kepada dunia komitmen mereka terhadap proses perdamaian," demikian pernyataan bersama 15 diplomat dan perwakilan NATO, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (19/7/2021).

Pernyataan bersama itu didukung berbagai negara, di antaranya Australia, Kanada, Ceko, Denmark, delegasi Uni Eropa, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Belanda, Spanyol, Swedia, Inggris, Amerika Serikat, serta perwakilan NATO.


Selain itu, mereka juga mengutuk pelanggaran hak, seperti upaya penutupan sekolah dan media, di daerah yang direbut Taliban.

Gencatan senjata antara Taliban dan pasukan Afghanistan pernah terjadi selama beberapa hari saat Idul Fitri lalu. Saat itu, Taliban menyatakan ingin membiarkan warga Afghanistan merayakan lebaran dengan damai.

Namun, menjelang Idul Adha kali ini, Taliban kian gencar melakukan serangan, bahkan merebut sebagian besar wilayah di Afghanistan usai melalui pertempuran sengit.

Taliban meningkatkan frekuensi serangannya setelah AS dan NATO memutuskan untuk menarik pasukan dari Afghanistan.

Dua pekan lalu, Taliban bahkan mengklaim sudah mengambil alih 85 persen wilayah Afghanistan, termasuk jalur perlintasan di perbatasan dengan beberapa negara. Sejumlah pasukan Afghanistan pun kocar-kacir ketika Taliban menyerang.

Para warga yang daerah tempat tinggalnya dikuasai Taliban pun langsung angkat kaki demi menghindari kekerasan kelompok tersebut.

Pada Rabu lalu, sekitar 400 warga Afghanistan mencoba menerobos perbatasan menuju Pakistan untuk kabur dari Taliban yang merebut wilayah tempat tinggal mereka.

Tak lama sebelum itu, sekitar 347 warga Afghanistan lainnya juga melarikan diri ke Tajikistan untuk menghindari kekerasan Taliban yang sudah menguasai wilayah mereka.