Bersihkan Lahan Tanpa Membakar, Petani di Perawang Rasakan Manfaat Berlipat
RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Petani sayur dari program kemitraan DMPA (Desa Makmur Peduli Api) PT Arara Abadi-Asia Pulp and Paper (APP) Region Riau, Herman (52) mengaku merasakan manfaat membuka lahan perkebunan tanpa membakar.
"Bagi saya, membakar akan merusak unsur tanah dan bisa membuat pentil dan bunga tanaman rontok. Itu merugikan petani. Termasuk merugikan anak kita yang tidak bisa bersekolah karena asap (jika seandainya terjadi kebakaran). Belum lagi kerusakan lingkungan, kesehatan," ungkapnya, Senin (5/7/2021).
"Sebelum 2015, sebelum saya bekerja sama dengan PT Arara Abadi dan juga karena saya tidak tahu aturan, saya membersihkan lahan melalui jalan singkat, yaitu membakar. Itu agar saya bisa menanam sawit dan holtikultura. Tapi ketika 2018 saya ditawarkan program kemitraan DMPA untuk menjadi perani holtikutura, Arara Abadi membimbing agar membersihkan lahan tidak membakar. Gunanya agar ekonomi masyarakat meningkat. Hasilnya sangat baik. Karena kita dibimbing perusahaan," tambahnya.
Pria yang beralamat di Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak itu saat ini memiliki lahan perkebunan sekitar 4,5 hektare. Awalnya ia hanya punya lahan sawit 2 hektare. Namun, dari 2 hektare itu ia mencoba menyisihkan sedikit lahannya untuk pertanian holtikultura. Hasilnya, saat ini usahanya berkembang dan ia mampu melebarkan lahannya.
"Saya menyisihkan seperempat hektare lahan saya untuk pertanian holtikultura seperti sayur bayam dan kangkung," ujarnya.
"Karena saya tidak mendapatkan hasil yang baik dari sawit 2 hektare tadi, perlahan-lahan sebagian areal saya ubah dan saya tanami tanaman pertanian holtikultura. Ya itu, bayam dan kangkung seperempat hektar, sisanya sawit dan buah melon," tambahnya.
Ia menjelaskan, dari seperempat hektare lahan pertanian sayur tersebut, ia dapat menghasilkan 600 ikat sayur bayam dan kangkung. Selain itu juga ada kacang panjang.
Per bulan, Herman mengaku bisa meraup penghasilan Rp40 hingga Rp70 juta dengan modal awal saya Rp20 juta.
"Jadi bersih setiap bulan saya dapat keuntungan Ro20 sampai Rp23 juta. Kalau dikalikan setahun, bisa sekita Rp600 sampai Rp900 juta. Karena itu telah membeli lahan di sekitar areal saya, sehingga saat ini lahan saya sudah mencapai 4,5 hektare yang akan saya tanami berbagai komoditas holtikultura lainnya yang bukan sawit. Kalau dibanding sawit, jauh sekali. Sawit cuma Ro2,5 juta per bulan," jelasnya.
Progran kemitraan DMPA dilakukan oleh PT Arara Abadi untuk setiap desa. Melalui desa, masyarakat akan diminta membuat kelompok-kelompok pertanian, peternakan, perikanan dan UMKM. Di bawah bimbingan perusahaan, program kemitraan DMPA di desa ini berjalan sesuai dengan kelompok-kelompok yang dibentuk desa.
Perusahaan Arara Abadi menyalurkan dana abadi (hibah) untuk usaha masyarakat desa yang sudah terbentuk kelompok-kelompok tadi, baik melalui Bundes, Koperasi dan sebagainya.
Terkait pemasaran produk hasil pertanian, karena Herman menggunakan pola tidak membakar, ia dibantu perusahaan.
“Selama ini untuk pemasaran saya tidak mendapatkan masalah yang berarti disamping kelancaran akses lalu lintas transportasi yang dibantu oleh perusahan Arara Abadi. Mereka merawat jalan, karena areal saya harus melalui akses masuk kawasan konsesi perusahaan. Mereka juga siap membantu pemasaran jika saya terkendala," katanya.
"Biasanya satu hari saya memasarkan hasil pertanian seperti melon dan jagung, 100 buah/paket aja susah lakuknya. Tapi kalau saya kontak perusahaan, 1000 sampai 1500 buah melon atau 1000 paket jagung dalam 3 sampai 4 jam saja langsung habis. Saya cukup diberi kesempatan berdagang di pintu keluar karyawan perusahaan, habis semua itu," . tambahnya
Herman menuturkan, selama ini Arara Abadi banyak membantu petani-petani melalui program DMPA sekitar konsesi. Mulai dari bimbingan, pendanaan, perawatan, sampai pemasaran.
"Saya mengucapkan terim akasih banyak kepada perusahaan yang selama ini telah banyak membina, membantu baik permodalan maupun pengembangan usaha pertanian saya dan juga kawan-kawan saya masyarakat di sekitar perusahaan," tutupnya.