Ganti Pagar Beton denganm Bambu Jepang
Letih sudah Sekolah Dasar Negeri 001 Buantan Lestari mengajukan proyek lanjutan pembagunan pagar beton kepada Pemerintah Kabupaten Siak. Namun, dari tahun ke tahun belum juga mendapat tanggapan dari pihak pemerintah.Kini sekolah tidak mengharap lagi bantuan dari Pemkab Siak untuk pembuatan pagar itu. Kepala Sekolah berinisiatif menanam bambu Jepang sebagai pengganti pagar beton.
Hal ini diungkapkan Kepala SDN 001 Muhammad Winto, Rabu, (15/4). Dikatakannya, saat ini untuk menyelesaikan pagar di sekolah yang dipimpinnya, ia memilih bambu Jepang. Menurutnya bambu Jepang sangat efektif dan banyak manfaatnya serta ramah lingkungan.
“Untuk masalah pagar saat ini, saya alihkan ke bambu Jepang. Selain efektif juga bermanfaat mencegah longsor pada tanah (erosi). Selain itu bambu Jepang juga bisa menambah keindahan sekolah ini,” ujarnya penuh semangat.
Ditambahkan Winto, sudah lama ia mengajukan pembuatan pagar beton yang belum selesai. Namun sampai saat ini pihak Pemkab masih menunda.
“Sebelumnya, saya selalu mengajukan untuk melanjutkan pembuatan pagar ke pihak Pemkab Siak, namun tidak terkabulkan dan jawabannya tahun depan ke tahun depan terus. Namun ada hikmahnya dari itu semua. Dengan tidak adanya pagar beton, maka kami beralih ke bambu Jepang. Alhamdulilah sangat bagus sekali hasilnya. Maka dari itu, sekarang kami tidak berharap lagi bantuan pagar tersebut,” ungkapnya.
Gagasan memilih bambu Jepang setelah Winto mengetahui program Adiwiyata.
“Kita berharap agar mendapatkan pagar beton karena pada waktu itu belum tahu program Adiwiyata, Namun, setelah saya paham program Adiwiyata, baru muncul gagasan saya tentang pagar dari tanaman bambu Jepang tersebut. Nggak pake modal Pak, kita tinggal minta sama masyarakat tempatan dikasih. Maka dari itu kalau sepanjang 135 meter kita buat pagar beton sudah berapa duitnya? tentunya sangat banyak sekali kan?" jelasnya.
Selain itu, Winto juga berharap, agar sekolah lain bisa menerapkan pola apa yang ia terapkan untuk sekolahnya dan tentunya dengan pola yang ia lakukan bisa memberikan motifasi dan aspirasi buat sekolah-sekolah lain.
“Untuk sekolah-sekolah yang lain, terutama yang jauh dari jalan besar atau jalan lintas agar bisa membuat pagar dari bambu Jepang. Karena, selain kelihatan indah, menawan dan mempesona, keamanan juga bisa terjaga. Intinya tak butuh modal banyak,” pungkasnya. ***