Webinar Literasi Digital Kembali Sukses Digelar di Kota Pekanbaru
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau kembali bergulir. Kali ini mengusung tema “Literasi Digital - Belajar Online Dengan Media Aplikasi Digital”.
Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu, 16 Juni 2021 pukul 14.00 - 17.00 ini, mengupas tentang fenomena pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan kemajuan teknologi digital.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Kegiatan yang secara nasional telah dibuka oleh Presiden Jokowi ini dilaksanakan secara simultan di semua daerah dengan target 10 juta partisipan mengikuti webinar dan tersentuh oleh literasi digital.
Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMA/SMK dan swasta, sukses dihadiri oleh sekitar 400 peserta daring. Sementara, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dra. Hadijah Muhsin, M.M, Pengawas Sekolah KEMENAG; Koharudin S.T, Kepala Seksi Layanan Hubungan Media; Dr. Deni Satria, M.Pd, Direktur Yayasan Pendidikan Cendana; dan Dr. H. Mazuardi, M.Pd, Guru / Kepala Sekolah. Penggiat media sosial yang juga seorang Business Owner, Fithri Widanarty bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo memberikan sambutan.
Pada Sesi Pertama, Dra. Hadijah Muhsin, M.M. memaparkan bahwa Visi Indonesia tahun 2045 adalah menjadi Indonesia Maju sebagai bangsa berkarakter dan cerdas. Adanya globalisasi, demokrasi, arus informasi, dan budaya persaingan membuat publik menuntut akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan yang profesional. Masyarakat menuntut mutu lulusan yang berkarakter baik. Literasi digital bagi pembelajaran daring saat ini masih dinilai lemah. Sistem pembelajaran jarak jauh membuat siswa dan mahasiswa harus cerdas dalam memilih program pembelajaran online. Kemudian dituntut juga untuk dapat menggunakan search engine dengan tepat, agar dapat menemukan data lebih mudah, memilih jurnal terpercaya, dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Giliran pembicara kedua, Koharudin S.T memberikan pemaparan tentang fitur keamanan dalam media aplikasi digital untuk pembelajaran daring. Media sosial sebagai penyampaian informasi dan pesan secara instan, termasuk menjadi media pembelajaran di dunia maya. Beberapa tips menghindari dan menangkal bahaya spam, malware, spyware dan virus yaitu, rajin update system, backup data penting, gunakan anti virus, dan jangan klik link web atau download file yang tidak dikenal, serta tidak memakai wifi publik. Saat ini pemerintah telah mengadakan jaringan internet aman untuk semua, yang juga sebagai upaya untuk menyelesaikan kesenjangan digital.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Dr. Deni Satria, M.Pd. dengan materi tentang etika digital yang terkait dengan menambah wawasan interaksi di dunia digital. Kemudahan bersosialisasi menggunakan beragam aplikasi digital harus diimbangi dengan sikap dan perilaku yang bijaksana. Dalam berinteraksi dan berkolaborasi di ruang digital, kita harus berpikiran dan berniat positif, serta memiliki toleransi. Digitalisasi pendidikan adalah sebuah konsekuensi logis dari perubahan zaman. Tidak bisa terprediksi bahwa teknologi akan diadopsi dengan cepat oleh industri dan masyarakat. Etika dan estetika dalam berdigital sangatlah penting. Etika dapat dikontrol oleh agama, dan tuntunan dari lingkungan. Dalam dunia pendidikan, contohnya pada penggunaan aplikasi media pembelajaran, harus didampingi oleh orang tua atau guru, yang diiringi oleh nilai agama dan nilai keluarga, agar anak-anak terhindar dari konten-konten atau informasi yang buruk.
Pembicara keempat, Dr. H. Mazuardi, M.Pd, menyampaikan bahwa budaya digital itu adalah sebua produk dari inovasi teknologi digital yang memiliki karakter disruptif dalam kehidupan dan gaya hidup masyarakat. Dalam membangun budaya digital yaitu perlu adanya partisipasi masyarakat untuk memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Kemudian, adanya remediation, yaitu merubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Saat ini fenomena yang terjadi siswa menggunakan teknologi e-learning, yang merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Hal yang perlu dilakukan oleh para guru dalam melakukan e-learning yaitu harus memilih media daring dengan bijak, memastikan jadwal pelaksanan pembelajaran, siapakan materi sesuai situasi, penugasan berbasis produk, dan materi yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
Fithri Widanarty sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan, bahwa dalam menggunakan media sosial kita harus memiliki filter agar tidak terjebak hoax, dan mengetahui bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan hal-hal yang baik. Jika tidak pintar memilah dan memilih kita bisa mengkonsumsi informasi yang tidak sesuai usia.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Ummi Kholidah memberikan pertanyaan kepada Narasumber Koharudin S.T, apakah Indonesia sudah membuat platform untuk pelajar yang berguna dalam pembelajaran? Narasumber menjawab Indonesia sendiri sudah memiliki platform pembelajaran bagi siswa dan guru, diantaranya, Rumah Belajar dari KEMENDIKBUD, dan SekolahKu.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 60 kali webinar yang diselenggarakan di Kota Pekanbaru. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. Webinar berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2021.