Pemerintah Diminta Bikin Klasifikasi, Pengamat: Teroris Itu Seperti Apa, sih?
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pengamat Komunikasi Politik, Aidil Haris berharap media dan masyarakat tidak latah menjustifikasi teroris pada kasus-kasus yang belum tentu kebenarannya. Hal ini dikatakannya terkait penangkapan belasan orang yang diduga teroris di Riau oleh Densus 88 beberapa hari yang lalu.
"Kelemahan kita itu terlalu cepat membuat justifikasi yang berakibat menyudutkan Islam. Makanya penggunaan kata teroris itu memang harus benar-benar dipertimbangkan. Apa sebenarnya motif, modus yang dilakukan si terduga ini sehingga ia bisa dicap teroris. Ia harus diamati dulu. Jangan langsung membuat asumsi mereka teroris. Tahu dari mana kita?" ujarnya kepada Riaumandiri.co, Selasa (15/6/2021).
Sebagai informasi, Aidil Haris menyelesaikan studi doktoralnya dengan penelitian mengenai pelabelan teroris terhadap Islam di media massa.
Aidil menjelaskan, terorisme dalam Islam seperti jaringan ISIS memang mengakar kuat dan pergerakannya dilakukan secara tersembunyi. Oleh karenanya, sulit untuk mengetahui keberadaan mereka dan hanya inteligen tertentu yang mampu mendeteksinya.
"Makanya aparat juga harus mampu menempatkan kata teroris itu. Tindakan mereka (terduga) itu sudah sampai sejauh mana. Aparat juga harus bikin kriteria, dong. Jangan tuding sana, tuding sini. Orang yang bukan teroris nanti dibilang teroris," jelasnya.
Agar tidak terjadi kehebohan dan mudahnya saling tuduh di tengah masyarakat, Aidil meminta media mulai meminimalisasi hal-hal yang akan menyematkan kata teroris pada agama tertentu, terutama Islam. Selain itu, media juga diminta mampu meliput isu-isu terorisme secara objektif dan realistis.
"Pemerintah mulailah membuat klasifikasi sebenarnya teroris itu seperti apa, sih. Harus terukur. Apakah orang-orang berjenggot itu teroris? Itu kan tidak normatif. Harus ditinjau kembali. Itu yang paling penting," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri mengamankan MZA, seorang warga Jalan Muslimin, Kecamatan Sidomulyo, Kota Pekanbaru, Senin (14/6). Selain pria 30 tahun itu, petugas dikabarkan mengamankan belasan orang lainnya di sejumlah daerah di Riau.
MZA diamankan di kontrakannya sekitar pukul 08.00 WIB. Bersamanya, turut disita sejumlah barang bukti, seperti laptop, telepon genggam, buku rekening hingga telepon yang telah rusak.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono tidak menampik jika Densus 88 telah mengamankan belasan orang terduga teroris di sejumlah daerah di Riau.
"Iya, betul (ada penangkapan terduga teroris tersebut)," ungkap Argo melalui pesan singkat WhatsApp.
Saat ini, belum diketahui kronologis serta identitas para terduga teroris yang telah diamankan. Begitu pula dengan jaringan terduga teroris tersebut. Karena kata Argo, pihaknya masih menunggu data dari Densus 88.
"Nanti ya, masih tunggu Densus," pungkas dia.