Kompilasi Berita Penembakan 'Sang Koboi' Oknum Polisi yang Hebohkan Pekanbaru
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU -Berita 0knum Polri yang bertugas di Sumatra Barat yang melakukan penembakan terhadap seorang wanita, diduga sebagai Pekerja Seks Komersial, viral dan menghebohkan Pekanbaru.
Berikut kompilasi berita peristiwanya.
Kota Pekanbaru. Saat ini, sang 'koboi' berpangkat Brigadir Polisi Dua itu telah dilakukan penahanan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (13/3) sekitar pukul 03.20 WIB. Kejadian bermula saat pelaku berinisial AP (25) yang menginap di salah satu hotel di Jalan Kuantan Raya Pekanbaru melakukan pemesanan PSK melalui aplikasi Michat.
Tak lama berselang, datang 2 orang perempuan masing-masing berinisial DO dan RO. Lalu keduanya berupaya pergi dengan alasan untuk membeli kondom. Akan tetapi, Bripda AP merasa mau ditipu hingga mengikuti kedua wanita itu ke bawah.
Sang oknum kemudian melihat DO di pintu keluar basement atau ruang bawah tanah (rubanah) hotel. Kemudian AP mengajak DO untuk pergi bersama membeli kondom dengannya. Akan tetapi yang bersangkutan lari menuju 1 unit mobil Suzuki X Over dengan nomor polisi BM 1629 JH yang merupakan taksi online (Maxim).
Melihat hal itu, Bripda AP tidak senang dan berusaha mengejar sambil mengeluarkan senjata api miliknya, dan melepaskan tembakan menembakkan pertama ke arah atas.
Bripda AP kemudian berlari mengejar RO yang menaiki mobil yang sama. AP kembali melepaskan tembakan kedua ke arah ban mobil tersebut. Tidak sampai di situ, AP menembak ke arah kaca belakang mobil.
Mendapat perlakuan itu, mobil yang ditumpangi kedua wanita itu berhenti. Salah seorang penumpang, RO ditemukan mengalami luka tembak di bagian pelipis sebelah kiri atas, selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Petala Bumi, dan kemudian dirujuk ke RS Santa Maria. Kondisi korban pada saat itu masih dalam keadaan sadar.
Bripda AP diketahui bertugas di Polres Padang Panjang. Pria 25 tahun itu beralamat di Komplek Rangkai Permata II Blok C Nomor 3 Kelurahan Koto Baru Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumbar.
"Polda Riau telah melakukan penahanan terhadap pelaku (Bripda AP, red) dan saat ini dilakukan pemeriksaan secara intensif," ujar Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, akhir pekan kemarin.
Menurut Kombes Pol Sunarto, AP merupakan oknum Polri yang desersi. Dia meninggalkan tugas tanpa izin dari wilayah Sumbar.
"Polda Riau telah melakukan koordinasi dengan Polda Sumatra Barat untuk penanganan kasusnya," lanjut perwira menengah Polri yang akrab disapa Narto.
"Saat ini proses penyidikan dan hukum sedang berjalan bagi yang bersangkutan, dan Polda Riau berharap nantinya Jaksa dan Hakim dapat menghukum pelaku ini dengan hukuman yang seadil-adilnya bagi korban," sambung mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.
Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya memperkuat pernyataan Kombes Pol Sunarto. Menurut Kapolresta Pekanbaru itu, Bripda AP meninggalkan tugas di wilayah tanpa diketahui pimpinan.
Dikatakannya, awal diamankan pihak Polsek Lima Puluh, Bripda AP tidak bisa menunjukkan surat perintah tugas di Pekanbaru. Lalu, saat penanganan perkara diambil alih penyidik Satreskrim Polresta Pekanbaru, barulah dia menunjukkan surat perintah berupa dokumen melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
"Jadi surat tugasnya yang baru dimunculkan di WhatsApp, (Sabtu) siang hari setelah diminta oleh Satreskrim. Padahal sewaktu pagi hari, pada saat penangkapan dan diperiksa oleh Polsek Lima Puluh, dia tidak bisa tunjukkan surat tugas," ujar Kombes Pol Nandang.
Lebih lanjut Kapolresta mengatakan, senjata api yang dikuasai Bripda AP tidak dilengkapi dengan surat resmi. Pada surat senjata yang digunakan Bripda AP, tercantum nama Bripka AS.
"Dari pemeriksaan di Satreskrim Polresta Pekanbaru, anggota tersebut menunjukkan surat pinjam pakai senpi dinas," kata dia.
"Dalam surat tersebut tercantum sebagai penerima adalah Bripka AS, akan tetapi dipakai oleh Bripda AP. Tanggal pinjam pakai juga sudah lewat dari tanggal 25 Januari sampai 31 Januari 2021. Itu penggunaannya bukan untuk ungkap kasus di Pekanbaru, melainkan untuk pengawalan barang bukti ke Rupit, Palembang," sambungnya.
Bripda AP Dikabarkan Tengah Ungkap Kasus di Pekanbaru
Berbeda dengan keterangan Kombes Pol Sunarto dan Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya, AKBP Apri Wibowo menyatakan bahwa Bripda AP berada di Pekanbaru dalam rangka tugas. Yakni, tengah mengungkap kasus pencurian.
"Iya itu, anggota yang ke sana dalam rangka ungkap kasus pencurian" kata Kapolres Padang Panjang itu.
Pihaknya, kata AKBP Apri, langsung bertolak ke Pekanbaru untuk mengetahui kronologi peristiwa penembakan tersebut.
"Anggota meluncur ke sana (Pekanbaru, red), lagi mencari informasi kejadiannya seperti apa. Anggota lagi melakukan penyelidikan di sana (Pekanbaru, red) terhadap kejadian itu," imbuh dia.
Senada, Kabid Humas, Kombes Pol Satake Bayu, juga menyampaikan hal sama. Menurut dia, Bripda AP ke Pekanbaru dalam rangka melaksanakan tugas dinas, yaitu mencari pelaku kejahatan pencurian dengan kekerasan.
"Iya, yang bersangkutan itu sedang melakukan pengembangan terhadap pelaku curas. Dimana pelaku curas itu berada di Kota Pekanbaru," kata Kombes Pol Satake.
Dalam penanganan perkaranya, kata Kombes Pol Satake, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Riau. Mengingat lokasi kejadian berada di Provinsi Riau.
"Kan kejadiannya di sana, jadi ditangani oleh (polisi) wilayah Riau. Dan kita akan koordinasi (dengan Polda Riau) masalah penanganannya," pungkas Kombes Satake.
Pernyataan pihak kepolisian dari Sumbar itu diperkuat dengan keterangan salah seorang narasumber yang berhasil diwawancarai Haluan Riau. Dikatakannya, dirinya ada bertemu beberapa orang pria saat tengah sauna di hotel tempat Bripda AP menginap, yakni pada Jumat (12/3) sore.
Mereka kemudian terlibat pembicaraan ringan. Dari sana, diketahui kalau beberapa orang pria itu merupakan anggota Polri dari Polres Padang Panjang.
"Kalau tak salah ada 4 (orang) itu. Yang ramah itu (yang terlibat pembicaraan), kayaknya Kanitnya. Yang itu (Bripda AP, red), anaknya pendiam," kata pria yang tak ingin namanya dipublikasikan.
Dari pembicaraan itu diketahui, para polisi itu berada di Kota Pekanbaru dalam rangka tugas, yakni mengejar pelaku tindak kriminal. "Yang ngomong sama saya itu bilang lagi ungkap kasus lho. Ada nasabah BRI, bannya gembos. Duitnya Rp140 juta dibawa lari," lanjut dia.
"Kayaknya bersekongkol sama orang yang nambal ban gitu lho. Katanya lari ke sini (Pekanbaru, red). Dia cerita begitu sama saya sebelum kejadian," sambungnya.
Selain Pidana, Bripda AP Terancam Dipecat
Sementara itu, Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan akan ada tindakan tegas yang akan diambil untuk Bripda AP. Dimungkinkan, AP akan dipecat dari institusi Polri.
"Nanti dilakukan sidang kode etik. Kalau hasil sidang anggota tersebut tidak layak jadi polisi, bisa di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat, red)," tegas Irjen Pol Agung.
Terpisah, Kabid Propam Polda Riau, Kombes Gatot Sujono mengatakan, untuk tindak pidana yang dilakukan Bripda AP akan ditangani oleh Polresta Pekanbaru. "Yang tangani Polresta Pekanbaru," kata Gatot.
"Kalau itu menyangkut pidana yang tangani Satuan Wilayah, dan itu anggota Polda Sumbar," sambung dia lagi.
Penembakan Terjadi di Jalan Kuantan III
Aksi penembakan yang diduga dilakukan Bripda AP terjadi tak jauh dari tempat hiburan Grand Dragon Pub & KTV Pekanbaru. Terkait hal ini, manajemen memberikan penjelasannya.
Menurut Zaini Apis, peristiwa itu terjadi tidak di depan pintu masuk tempat dia bekerja. Melainkan di samping pintu belakang parkiran.
“Dari informasi yang saya terima dari staf, peristiwa itu terjadi tidak di depan pintu Dragon. Tapi di Jalan kuantan III,” ujar Operational Manager Grand Dragon itu.
Apis mengaku tidak mengetahui siapa pelaku penembakan, dan juga korbannya. Namun dipastikannya, baik pelaku maupun korban, bukanlah pengunjung Grand Dragon.
Lanjut dia, setiap pengunjung yang datang, akan dilakukan pemeriksaan yang ketat. Termasuk untuk memastikan tidak adanya benda-benda berbahaya yang dibawa pengunjung.
"Kita menerapkan protokol kesehatan yang ketat, baik terhadap karyawan maupun pengunjung yang datang. Semua diwajibkan mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," kata pria yang akrab disapa Apis Macho itu.
"Kita juga melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan pengunjung," sambung Apis menegaskan.***