Limbah Medis Covid-19 Berbahaya Jika Tak Dikelola
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengingatkan pentingnya pengelolaan limbah medis Covid-19 dan limbah medis lainnya secara efektif baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di masyarakat. Sebab, kata Dante, jika tidak dikelola dengan benar maka limbah medis akan membahayakan kesehatan masyarakat.
"Penularan mungkin saja terjadi atau masalah medis akan terjadi selama tidak dikelola secara komprehensif. Karena itu, diperlukan upaya holistik dalam pemberdayaan pengelolaan limbah medis," kata Wamenkes saat membuka Seminar Nasional "Peduli Limbah Medis" dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional yang disiarkan secara daring, Senin (15/2/2021).
Dante menekankan agar limbah medis ditangani dengan pengelolaan secara program, maupun di masyarakat yang juga memiliki peranan penting. Karena itu, ia meminta seluruh stakeholder terkait saling bekerja sama dalam pengelolaan limbah medis Covid-19 dan limbah medis kegiatan vaksinasi sesuai kewenangannya masing-masing.
Ia juga meminta seluruh fasilitas layanan kesehatan senantiasa mengikuti aturan dan pedoman dalam pengelolaan limbah medis infeksius dan meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan limbah medis Covid-19 agar tidak terjadi penularan.
"Seluruh masyarakat juga harus lebih peduli pengelolaan limbah medis, terutama limbah masker bekas karena masker bekas ini akan jadi sangat bertumpuk tiap hari, karena itu nanti dijelaskan pada ahli, pengelolaan limbah masker ini harus lebih efektif," ungkapnya.
Sementara, Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menilai pelibatan masyarakat menjadi modal utama dalam penanganan limbah medis Covid-19. Karena itu, edukasi dan sosialiasi pengelolaan limbah harus terus dilakukan agar masyarakat mengetahui bahaya jika limbah medis Covid-19 tidak dikelola dengan baik.
"Terutama adalah masker, limbah yang dihasilkan dari rumah tangga, lazimnya kalau dikelola oleh RS, oleh tempat isolasi terpusat, itu sudah ada pihak panitia atau tim yang bertanggungjawab menangani limbah medis itu. Namum yang perlu diantisipasi adalah limbah medis dari keluarga terutama masker," ujarnya.
Sebab, ia mendapat pengalaman ketika bertugas di Maluku dan Jawa Barat beberapa tahun lalu, persoalan kerusakan lingkungan dari limbah, termasuk limbah medis yang tidak dikelola. "Karenanya, mumpung belum terlambat, sekarang ini satu kegiatan, dalam satu komando dari pusat dan daerah, pentingnya edukasi dan sosialiasi, seminar sangat penting dan ditranformasikan ke tingkat lebih rendah agar masyarakat tau setiap hari masker bekas itu dikumpulkan," katanya.
Direktur Kesehatan Lingkungan Vensya Sitohang mengatakan, pengelolaan limbah medis dapat dilakukan dengan memaksimalkan peran daerah sesuai kewenangannya. Ia meyakini, pengelolaan limbah medis per wilayah akan menekan limbah medis mencemari wilayah di luar daerah medis itu berasal.
Setidaknya ada lima tahapan pengelolaan limbah medis, yakni tahap pengurangan, pemilahan limbah, perwadahan, penyimpanan sementara. Lalu dilanjutkan dengan pengangkutan dan berakhir ke pengolahan.