Obati Asma Suami, Alasan Pelaku Bunuh Kucing untuk Konsumsi
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Polisi membekuk seorang perempuan yang viral karena diduga membunuh kucing untuk dikonsumsi. Pelaku berdalih melakukan itu untuk mengobati asma suaminya.
Hal itu disampaikan warga Jalan Jambur Air Pegadungan Kalideres tersebut setelah diperiksa Polsek Kalideres, Jakarta Barat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku tak hanya membunuh kucing liar di sekitar Kampung Maja RT 08/02 Pegadungan, tapi juga kucing peliharaan orang lain.
"Kita langsung bergerak cepat pada hari itu juga kemudian membawa pelaku ke Polsek," kata Kanit Reskrim Polsek Kalideres, AKP Anggoro Winardi, Senin (1/2/2021).
"Memang ada keyakinan dari dia kalau suaminya agak membaik dari penyakit asma setelah memakan daging kucing," ungkap Anggoro.
Polisi sendiri telah memeriksa Ketua RT setempat, Mulyadih, sekaligus selaku pemilik kucing yang dibunuh.
Saat di kantor polisi, Mulyadih sepakat tidak meneruskan kasus tersebut. Kedua belah pihak membuat surat pernyataan damai, dan perjanjian agar pelaku tak mengulangi perbuatannya kembali.
Dalam kasus ini polisi juga mengamankan satu ekor kucing dari rumah terduga pelaku yang masih hidup sebagai barang bukti.
"Kita sudah BAP dan pak RT ga nuntut jadi kami buat surat pernyataan damai," pungkasnya dilansir dari Antara.
Kasus bunuh kucing untuk konsumsi ini viral setelah diunggah akun media sosial Instagram @cat_lovers_in_the_world.
Video itu kemudian diunggah ulang akun organisasi perlindungan hewan @nathasatwanusantara.
Menurut informasi pada akun itu, seorang wanita kepergok memukul kucing hingga mati untuk direbus.
Direktur Operasional Natha Satwa Anisa Ratna membenarkan informasi dari netizen yang mengirimkan video kepadanya.
"Kejadian di Jalan Jambu, Kalideres. Ibu-ibu ini dipergoki warga mukul-mukulin kucing lalu dikumpulin. Akhirnya diinterogasi oleh warga," kata Anisa.
Namun, kata Anisa, pihaknya masih mencari pengunggah pertama video, lalu akan melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib.
"Soalnya yang melapor banyak sekali, jadi susah dipastikan siapa pelapor pertama yang berhubungan langsung sama ibu itu," ujar dia.