Muntah-muntah, Ika Gagal Ikut UN
RENGAT (HR)-Nasib naas dialami Ika Rahayu (17) siswi kelas XII Madrasah Aliyah Al Ihksan Seberida, Indragiri Hulu. Akibat keracunan makanan, ia terpaksa urung mengikuti Ujian Nasional yang resmi digelar sejak Senin (13/4) kemarin.
Ika sendiri, sejak Minggu (12/4) kemarin, terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat. Rupanya, Ika tidak sendirian. Ada sekitar 21 warga Desa Belimbing, Kecamatan Batang Gansal, Indragiri Hulu, yang senasib dengannya.
Mereka mengalami keracunan makanan, diduga akibat sate yang mereka konsumsi sebelumnya,
Menurut sang ibu, Supriapti, selain Ika, hal serupa juga dialami adik Ika, Dwi Rahmadani, sehingga keduanya terpaksa harus mendapat perawatan ekstra.
"Sate itu saya beli seharga Rp5 ribu. Isinya empat tusuk," ungkap Supriapti.
Ketika itu, tambahnya, Ika hanya mencicipi satu tusuk dan sisanya diberikan kepada adiknya Dwi.
Awalnya, tidak ada firasat apa-apa tentang nasib yang bakal dialami keduanya anaknya itu. Namun pada Minggu (12/4) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, tiba-tiba Ika dan Dwi mengalami muntah-muntah disertai buang air besar. Selain itu, suhu tubuh keduanya mendadak tinggi. Namun kepada Supriati, keduanya mengeluh kedinginan.
Kondisi itu tentu membuat Supriapti mendadak panik. Dituturkannya, awalnya munta yang dikeluarkan anaknya berwarna coklat. Namun lama kelamaan berubah menjadi kuning. "Saya lihat kondisinya tambah parah, makanya langsung saya bawa ke rumah mantri di desa untuk diperiksa," ujarnya.
Ketika itulah Supriapti mengetahui bahwa hal serupa juga dialami warga desa lainnya. Menurut sang mantri, sebelum anaknya, sudah ada tujuh warga yang datang karena mengalami gejala yang sama seperti yang dialami Dwi. Bahkan termasuk anak sang mantri sendiri.
Merasa curiga keracunan makanan, Supriapti dan warga lainnya membawa anggota keluarga mereka ke Puskesmas Seberida, Kecamatan Batang Gansal. Namun tidak demikian halnya dengan Ika. Ia tetap memaksakan diri pulang ke kosannya di Belilas. Pasalnya ia harus mengikuti Ujian Nasional pada Senin (13/4) kemarin.
"Meski sudah di Puskesmas, kondisi anak saya Dwi semakin parah, bahkan sempat tak sadarkan diri," ucap Supriapti.
Sekitar pukul 01.00 WIB, Supriapti merujuk anaknya ke RSUD Indrasari, Pematang Reba bersama enam warga lainnya. Setibanya di RSUD Indrasari Rengat, Dwi dan sejumlah korban lainnya langsung mendapat penanganan. Perlahan kondisi Dwi dan korban lainnya membaik.
Namun tidak demikian halnya dengan kesehatan Ika. Karena tidak dibawa berobat, kondisinya justru makin parah. Ibu kos Ika sempat membawanya ke Puskesmas, namun tetap tidak bisa ditangani sehingga akhirnya harus dilarikan ke RSUD Indrasari Rengat. Di tempat itu, gadis remaja itu pun harus menjalani perawatan intensif.
22 Orang
Terkait kejadian itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Inhu, Evi Irma Junita, menuturkan, hingga Senin siang kemarin total korban yang diduga keracunan berjumlah 22 orang. Namun Evi belum bisa memastikan penyebab dari keracunan tersebut.
Dikatakannya, Diskes Inhu masih melakukan proses investigasi, untuk mengambil data korban serta sampel makanan dan feses dari korban. Selanjutnya, sampel tersebut dikirim ke laboratorium kesehatan dan lingkungan Provinsi Riau di Pekanbaru. Ia menjelaskan bahwa, hasil pengujian paling cepat akan keluar dalam satu minggu.
Sementara itu, pedagang sate yang diduga menjual produk beracun tersebut kini sudah ditahan di Mapolsek Batang Gansal. Pedagang sate berinisial Th (35) diamankan warga Batang Gansal pada hari Minggu lalu. Warga yang merasa kesal karena keluarganya menjadi korban berusaha untuk menghajar Th. Meskipun begitu, sejumlah warga lainnya berusaha melindungi dan mengamankan Th ke rumah RT setempat sambil menunggu aparat kepolisian tiba untuk mengamankan Th. Sekira pukul 20.00 WIB, Th dibawa pihak Kepolisian.
Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Ari Wibowo melalui Kabag Humas Iptu Yarmen Djambak, membenarkan hal itu. Dikatakan, pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa gerobak sate dan satu unit motor yang digunakan Th untuk berjualan.
Camat Batang Gansal, Suhardi menyatakan bahwa total korban yang dirawat sebanyak 22 orang, namun ada juga yang dirawat dirumah masing-masing lebih kurang 6 orang. "Hampir saja penjual sate tersebut menjadi bulan-bulanan warga, namun beruntung pihak desa, cepat mengamankannya, ucap Suhardi.
Ditambahkan Kapolsek Batang Gansal, Iptu M Ari Surya, untuk sementara tidak ada dugaan kesengajaan yang dilakukan Th yang baru tiga hari berjualan sate. Karena kejadian yang terjadi pada hari Sabtu tersebut sama sekali tidak diketahuinya. Makanya pada Minggu, ia tetap berjualan seperti biasa dan saat itulah warga mengamankannya.
Saat ini, Th masih berada di Mapolsek Batang Gansal untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan agar warga desa Ringin asli Pariaman ini untuk diamamnkan dari penghakiman warga.
Ujian Susulan
Sementara itu Kabid Pendidikan Menengah yang juga Ketua UN Inhu, Mursidi menyatakan bahwa Ika sudah ada surat keterangan sakit dan untuk itu akan ada ujian susulan untuknya. "Segala sesuatu untuk ujian susulan tersebut sudah dipersiapkan termasuk soalnya," tegas Mursyidi.
Sementara itu Th mengungkapkan dirinya baru berjualan satu minggu, sebelumnya berprofesi sebagai tukang jahit. "Saya heran ini bisa terjadi, rasanya saya tidak ada menggunakan bumbu lain dan juga bahan lainnya atau menggunakan alat-alat lain yang bisa membuat keracunan," ujarnya. (eka)