Perbatasan Rohil-Malaysia Hanya Dijaga 20 Polisi
PANIPAHAN (HR)-Maraknya sorotan terhadap kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, ternyata belum diiringi dengan penempatan petugas dengan jumlah yang representatif. Seperti yang terjadi di Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir.
Di kawasan yang berbatasan dengan perairan Malaysia itu, hanya berkekuatan 20 orang anggota polisi.
Kondisi itu terungkap saat acara Sambang Nusa yang dilaksanakan Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan ke Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Senin (13/4). Ikut hadir dalam kesempatan itu Bupati Rohil Suyatno dan Ketua DPRD Rohil, Nasrudin Hasan.
Dalam sambutannya, Kapolda Brigjen Dolly menuturkan, ajang Sambang Nusa tersebut merupakan program yang dirancang pihaknya, untuk melihat kondisi masyarakat di daerah-daerah terluar dalam lingkungan NKRI.
“Jadi kunjungan dalam rangka Sambang Nusa ini dimaksudkan untuk melihat kondisi masyarakat di pulau-pulau di daerah terluar. Ini dilakukan oleh Direktorat Kepolisian Perairan. Tentunya dalam hal ini kita tidak sekedar melakukan kunjungan tapi juga disertai dengan kegiatan sosial. Kalau di sini kita gelar khitanan untuk masyarakat kurang mampu, lalu kemarin ada ceramah bahaya narkoba dan lain sebagainya,” terang Kapolda.
Terbatas
Sementara itu, terkait minimnya petugas Kepolisian yang berjaga di daerah perbatasan seperti di Panipahan, Kapolda Riau menilai, sejauh ini hal itu belum menjadi masalah yang berarti. Sebab sejauh ini, kondisi keamanan di kawasan itu bisa dikatakan tetap terpantau dengan baik.
Dikatakan, hal ini terjadi juga tidak terlepas dari kondisi Polri saat ini. Yaitu masih terbatasnya jumlah anggota Kepolisian dari jumlah idealnya. Kondisi seperti ini, tidak saja terjadi di Panipahan, namun juga banyak ditemukan di daerah-daerah perbatasan lainnya.
“Kalau jumlah anggota Polri memang relatif terbatas. Itu bukan bukan hanya di sini, semuanya, karena memang Polda Riau masih banyak kekurangan. Kita masih bersyukur satu polsek bisa 20 orang, di daerah lain malah ada yang kurang dari itu. Ini masih menjadi kendala bagi kita karena anggota kita masih sedikit dibanding jumlah ideal," terangnya.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban di daerah perbatasan, Kapolda mengharapkan dukungan dari semua pihak. Mulai dari tokoh masyarakat hingga masyarakat umum. "Kita harapkan semua sama-sama membangun situasi yang kondusif," ujarnya lagi.
Gesekan
Dalam kesempatan itu, Kapolda juga sempat dilontari pertanyaan terkait bentrok gesekan yang terjadi antara nelayan Panipahan dengan Polisi Diraja Malaysia. Mendengar pertanyaan itu, Kapolda Riau mengaku belum menerima laporan.
“Kita belum ada laporan tentang itu. Diusir itu karena kita berbatasan dengan negara lain. Kita juga akan melakukan hal yang sama jika ada pihak atau nelayan lain yang masuk wilayah kita. Kita halau juga," tegasnya.
Sementara ketika ditanya tentang adanya aktivitas nelayan dari luar yang beroperasi hingga berada dalam wilayah 16 mil dari bibir pantai Panipahan, Kapolda mengaku menyangsikannya. Hal itu disebabkan Polri juga mengadakan kerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia.
“Tidak mungkin, kalau dia masuk ke wilayah kita, itu namanya melanggar teritori. Padahal kemarin kita sudah adakan kerja sama. Patroli bersama, tujuannya untuk memastikan mana batas wilayah masing-masing pihak,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda juga mengharapkan para nelayan di Panipahan mengetahui batas-batas wilayah, supaya tidak sampai masuk ke wilayah orang lain tanpa izin. Salah satu caranya, pihaknya mengimbau nelayan di Panipahan untuk tidak terlalu jauh melaut dari bibir pantai.
“Terkait perlindungan alam, nelayan tidak menggunakan lagi jaring-jaring atau trawl, kalau toh masyarakat kita menemukan itu, silakan diserahkan kepada anggota Polair. Jangan sampai main hakim sendiri," tambahnya. (zmi)