BPOM Amerika Rekomendasikan Vaksin Covid-19 Moderna untuk Digunakan
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Moderna lebih direkomendasikan untuk digunakan oleh panel ahli Food and Drug Administration (FDA). FDA adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
Rekomendasi itu diberikan hanya beberapa hari setelah dosis pertama suntikan Pfizer mulai diluncurkan di seluruh negeri. Demikian seperti dilansir dari New York Post, Sabtu (19/12/2020).
Dalam pemungutan suara 20-0, Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi terkait setuju bahwa vaksin harus tersedia untuk membantu memerangi virus corona yang telah menewaskan lebih dari 307.000 orang Amerika.
FDA diharapkan segera memberi lampu hijau untuk otorisasi penggunaan darurat pengambilan gambar, mengikuti rekomendasi panel bahwa manfaat vaksin Moderna lebih besar daripada risikonya bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
Rekomendasi tersebut mengikuti perdebatan selama tujuh jam mengenai keamanan dan keefektifan vaksin, termasuk menguraikan detail studi Moderna dan rencana tindak lanjut.
“Bukti yang telah dipelajari dengan sangat rinci tentang vaksin ini jauh melebihi masalah apa pun yang telah kami lihat,” kata Dr. Hayley Gans dari Stanford University Medical Center.
Pada hari Selasa lalu, FDA mengeluarkan laporan bahwa rejimen dua suntikan Moderna telah dikonfirmasi dalam uji klinis menjadi 94 persen efektif dan sangat efektif melawan penyakit parah.
Itu tidak menyebabkan masalah keamanan besar, kata laporan itu.
Seperti vaksin Pfizer, efek samping Moderna termasuk demam, kelelahan, dan nyeri otot.
Kedua vaksin menggunakan teknologi serupa dan masing-masing memerlukan dua dosis yang diberikan dengan jarak beberapa minggu. Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa tembakan itu tidak identik.
“Saya tidak akan berasumsi” bahwa setiap reaksi akan sama, kata kepala medis Moderna, Dr. Tal Zaks.
Kajian oleh para ahli penyakit menular, epidemiologi dan imunologi, menjadi semakin penting setelah seorang petugas kesehatan di Alaska dirawat di rumah sakit setelah mengalami reaksi alergi yang serius terhadap vaksin Covid-19 Pfizer.
Orang tersebut, yang diyakini menderita reaksi anafilaksis yang mirip dengan dua pasien di Inggris, jatuh sakit pada hari Selasa.