Ini Penyebab Lulusan SMK Dominasi Pengangguran di Indonesia
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan masih ada masalah dengan model pendidikan kejuruan atau vokasi di dalam negeri. Itu tercermin dari tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia yang masih didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Merujuk data pengangguran terbuka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) angka TPT-nya mencapai 13,55 persen.
"Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya link and match antara pendidikan vokasi dengan pasar tenaga kerja," ucap Ida dalam Tempo Indonesia Outlook 2021, Jumat (11/12/2020).
Setelah SMK, angka TPT tertinggi kedua berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Angka pengangguran tamatan SMA ini mencapai 9,86 persen dari total jumlah pengangguran terbuka yang mencapai 9,77 juta orang pada Agustus 2020.
Kemudian, untuk lulusan diploma dan universitas masing-masing berada di angka 8,05 persen dan 7,35 persen. Sedangkan usia ke bawah atau Sekolah Dasar (SD) menjadi pengangguran terkecil yakni dengan prosentase hanya 3,61 persen.
Angka tersebut berbanding terbalik dengan persentase penduduk bekerja berdasarkan tingkat pendidikan. BPS mencatat, masyarakat dengan tingkat pendidikan tamatan SD mendominasi jumlah tenaga kerja dengan persentase sebesar 38,89 persen.
Selanjutnya masyarakat dengan tingkat pendidikan SMP sebesar 18,2 persen, tingkat pendidikan SMA 18,95 persen, tingkat pendidikan SMK 11,56 persen.
Adapun persentase penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan diploma dan universitas masing-masing sebesar 2,70 dan 9,63 persen.
"Ini sama sebelum pandemi, bahwa penduduk yang bekerja didominasi penduduk dengan pendidikan SMP ke bawah," tandasnya.