Wagubri Minta Tingkatkan Kualitas Pembauran Kebangsaan
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengakui pembauran antaretnis dan budaya di Riau sudah terjaga sejak lama. Hal itulah yang membuat jarang sekali terjadi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat.
"Saat ini yang mesti kita lakukan adalah menjaga pembauran yang telah berlangsung turun temurun sejak lama ini. Agar dapat mendukung percepatan pembangunan di segala bidang di setiap daerah di Provinsi Riau," jelasnya via Zoom saat menjadi pembicara pada seminar Percepatan Pembauran Dalam Pembangynan Daerah Riau yang ditaja Forum Pembauran Kebangsaan Riau, Sabtu (5/12/2020).
"Namun, yang perlu ditingkatkan bukan hanya percepatan, tapi juga kualitas pembauran itu sendiri," tambahnya.
Edy juga menyebutkan tantangan pembauran antarsuku bangsa serta etnis di era globalisasi ini. Menurutnya, makin maju dan canggih teknologi dan zaman, makin berat tantangannya.
"Globalisasi tak dapat dihindari. Media sosial, radikalisme. Itu beberapa tantangan kita terkait pembauran hari ini. Pola pergaulan dan interaksi kita berubah. Itu tantangan. Apalagi banyak nilai-nilai yang tidak sesuai Pancasila masuk ke kehidupan kita," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua FPK Riau, Fachri Yasin mengatakan pembauran harus diimplementasikan dalam kehidupan di dunia nyata. Tidak hanya habis pada level diskusi dan teori. Dan juga tidak menghilangkan jati diri.
"Implementasinya adalah kita tidak lagi saling mengkotak-kotakkan diri antarsuku bangsa. Namun, kita juga harus menjaga kotak-kotak itu sebagai jati diri dan ciri khas kita," ungkapnya.
Selain Wagubri dan Ketua FPK Riau, yang juga menjadi pemateri adalah akademisi, Dosen Pascasarjana Institute Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia, Nyoto dan dimoderatori Santoso Almatesehi.
Reporter: M Ihsan Yurin