PPMK Kotaku Diharapkan Mampu Dongkrak Perekonomian di Inhil
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Sebagai salah satu dampingan National Slum Upgrading Program- Kota Tanpa Kumuh (NSUP-Kotaku) di Provinsi Riau tahun 2020, Indragiri Hilir mendapatkan alokasi BPM (Bantuan Pemerintah Masyarakat) Kotaku Livelihood sebesar Rp1 miliar.
Saat ini, progres pelaksanaan PPMK di Indragiri Hilir sudah sampai ke tahap pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: pembangunan rumah produksi dan sumur bor di Tembilhan Hilir.
Rumah produksi ini direncanakan untuk meningkatkan usaha keripik pisang dengan progres capaian fisik rata-rata 47%. Dengan rincian rumah produksi 50% dan sumur bor 95%.
Kendala yang dihadapi dalam usaha keripik pisang seperti modal usaha untuk membeli bahan baku yang tidak cukup, teknologi dalam membuat keripik pisang yang masih tradisional. Kemudian pemasaran hasil produksi masih di dalam daerah, akses informasi tentang keripik pisang masih umum dan tenaga kerja pembuat keripik pisang yang belum profesional.
Dengan berbagai permasalahan di atas, usaha keripik pisang mengalami risiko kemunduran dalam menjalankan usahanya, di antaranya kegagalan perencanaan, kesalahan dalam peninjauan pemasaran produksi, kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku dan sebagainya.
Usaha keripik pisang salah satu mata pencarian masyarakat di Tembilahan Hilir. Usaha ini bisa lebih berkembang karena mempunyai keunggulan produk.
Dibutuhkan strategi pengembangan yang tepat untuk dapat meningkatkan usaha tersebut di Tembilahan Hilir dengan analisis menggunakan model matriks SWOT.
Dalam meningkatkan usaha keripik pisang yang terkelola dengan baik, kualitas baik dan kuantitas memadai, kebersihan produk terjaga dan mempunyai ciri khas tersendiri, perlu penambahan kegiatan usaha seperti rumah produksi atau sentral produksi, pembaruan peralatan agar menghasilkan produksi dengan jumlah yang lebih besar.
Kemudian promosi yang lebih intens melalui media cetak dan elektronik dan pelatihan tenaga kerja agar lebih profesional. Dengan demikian dapat membantu dan memberikan ruang kepada pelaku usaha keripik pisang untuk memenuhi permintaan pasar.
Mengingat perihal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat daerah dan berpotensi untuk mengembangkan usaha keripik pisang lebih besar sebagai usaha atau produk unggulan khas daerah Kabupaten Indragiri Hilir.
Alokasi dana BPM Kotaku Livelihood/ PPMK Kotaku Indragiri Hilir ini bersumber dari DIPA Satker Pelaksanaan BPPW Riau.
PPK PKP Riau Lisa Fitriani, ST berharap melalui progam ini nantinya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di Tembilahan Hilir khususnya dan masyarakat di Indragiri Hilir pada umumnya.
"Kemudian pada pelaksanaannya harus mengutamakan kualitas infrastuktur dan harus dikelola dengan transparan," ujar Lisa dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (10/11).
Lisa berharap, adanya komitmen dan kolaborasi Pemkab Inhil dalam mendukung dan memfasilitasi kegiatan Rumah Produksi yang didanai oleh Program Kotaku.
"Pesan kita agar lingkungan sekitar Rencana Rumah Produksi dan gerai dapat ditata dan dibuat lebih menarik untuk mendukung keberadaan Rumah Produksi dan gerai yang nantinya akan dibuat," harapnya.
Dengan dimulainya pembangunan Rumah Produksi untuk usaha keripik pisang ini, akan semakin memperkaya sektor ekonomi masyarakat berbasis industri kreatif, sebagai kekuatan usaha yang menitikberatkan pada nilai tambah dan produk yang berdaya saing tinggi. Dengan demikian makanan khas keripik pisang asal Tembilahan Hilir dapat memenangi persaingan usaha.***