Geger! Ini 14 Fakta Baru Penemuan Mayat Korban Mutilasi di Kalibata City

Geger! Ini 14 Fakta Baru Penemuan Mayat Korban Mutilasi di Kalibata City

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Penemuan jasad Rinaldi Herley Wismanu termutilasi di dalam koper di Apartemen Kalibata City bikin geger. Pembunuhan sadis itu dilakukan oleh sepasang kekasih.

Awalnya, Rinaldi dilaporkan hilang sejak 9 September 2020. Keluarga lalu melaporkan hilangnya Rinaldi ke Polda Metro Jaya pada 12 September 2020.

Personel dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya kemudian turun tangan menyelidiki.


Usut punya usut, Rinaldi diduga dibunuh. Jasadnya ditemukan tepatnya di lantai 16 Tower Ebony Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan Rabu 16 September 2020 sekira pukul 19.00 WIB.

Jasad pria yang merupakan seorang manajer HRD di sebuah perusahaan kontraktor asal Jepang itu sungguh mengenaskan. Tubuh dimutilasi pelaku menjadi 11 bagian dan dimasukkan ke sebuah koper.

Jasad Rinaldi kini dievakuasi ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk diautopsi guna diketahui penyebab kematiannya.

Kedua pelaku, Djumadil Al Fajri dan Laeli Atik Supriyatin, yang merupakan pasangan kekasih akhirnya ditangkap tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dipimpin Kompol Handik Zusen, AKP Noor Marghantara, dan AKP Mugia di Depok.

Berikut 14 fakta baru sejoli sadis pemutilasi Rinalfi di Apartemen Kalibata City:

Penampakan Pria dan Wanita Pelaku Mutilasi

Pelaku yang memutilasi korban di Apartemen Kalibata City ada dua orang. Satu orang laki-laki dan satu perempuan.
Keduanya digiring polisi bersenjata api ke lobi Gedung Utama Polda Metro Jaya. Polisi akan merilis pengungkapan kasus tersebut siang ini.

Pantauan detikcom, pelaku laki-laki tampak didorong dengan kursi roda. Kaki kanannya diperban. Sedangkan pelaku perempuan yang berambut pirang terus menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Selain memamerkan pelaku, polisi menggelar beberapa barang bukti dari kasus tersebut. Terlihat dua buah cangkul serta satu batu bata ikut diperlihatkan.

Empat buah koper dibungkus plastik hitam juga terlihat di meja barang bukti. Koper tersebut digunakan untuk menyimpan jasad korban setelah mutilasi.

Pelaku Mutilasi Sepasang Kekasih

Dua pelaku yang memutilasi Rinaldi, Djumadil Al Fajri dan Laeli Atik Supriyatin merupakan pasangan kekasih.

"DAF ini dan LAS ini bisa dikatakan mereka ini pasangan kekasih, pacaran ini," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Nana menjelaskan peran Djumadil adalah sebagai eksekutor yang membunuh dan memutilasi korban. Sedangkan Laeli berperan memancing korban.

"LAS ini, yang dilakukan LAS mengajak korban untuk bertemu dan menyewa apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat," ungkapnya.

Kenalan Lewat Aplikasi Tinder

Awalnya Rinaldi dan salah satu pelaku, Laeli Atik Supriyatin (27) berkenalan via aplikasi Tinder.

"Jadi untuk kronologis antara korban dan saudari LAS memang sudah lama saling mengenal, mereka kenal lewat aplikasi Tinder dan mereka beberapa kali ketemu dan korban minta nomor WhatsApp pelaku dan keduanya sering chatting di WhatsApp," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Korban dan tersangka Laeli saling kenal melalui aplikasi Tinder sejak satu tahun lalu.

Perkenalan itu kemudian semakin hangat. Korban dan pelaku saling bertukar nomor ponsel, hingga akhirnya mereka janjian bertemu di sebuah apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat .

Korban Dibunuh di Apartemen di Jakarta Pusat

Pelaku Laeli dan Djumadil, mengeksekusi Rinaldi di sebuah apartemen di kawasan Jakarta Pusat.

"Kejadian tanggal 9 September, mereka menyewa (kamar di apartemen Pasar Baru) sampai tanggal 12 September," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana kepada wartawan, Kamis (17/9/2020).

Korban dan tersangka Laeli yang saling kenal melalui aplikasi Tinder itu kemudian janjian di apartemen di Pasar Baru, Jakarta Barat.

Tanpa diketahui korban, tersangka Laeli dan Djumadil sudah merencanakan untuk membunuh korban.

"Tanggal 9 September korban dan LAS masuk dan rupanya DAF sudah mendahului masuk. DAF sembunyi di kamar mandi," ucap Nana.

Di kamar apartemen daerah Jakarta Pusat tersebut korban dihabisi oleh tersangka Djumadil. Djumadil menghabisi korban dengan memukul korban dengan batu bata tiga kali dan menusuknya 7 kali hingga meninggal dunia.

Tersangka Djumadil lalu memutilasi tubuh korban dan menyimpannya dalam koper. Setelah itu, keduanya kemudian memindahkan jasad korban ke Apartemen di Kalibata City.

Korban Dimutilasi Jadi 11 Bagian

Kedua tersangka memutilasi korban menjadi 11 bagian.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan korban dieksekusi oleh tersangka Djumadil.

Setelah korban tewas, kedua tersangka kebingungan untuk menyembunyikan mayat korban. Akhirnya kedua pelaku kemudian pergi ke luar apartemen untuk membeli golok dan gergaji untuk memotong tubuh korban.

"Jadi mereka membeli golok dan gergaji kemudian kembali ke apartemen itu untuk mutilasi korban menjadi 11 bagian. Bagian tubuh itu dimasukkan ke tas kresek dan dimasukkan ke dua koper dan satu ransel," jelas Nana.

Setelah itu, kedua tersangka memasukkan jasad korban ke dalam beberapa tas dan koper. Selanjutnya, mereka naik taksi online dan membawa jasad korban ke Apartemen Kalibata City.

Korban dan Pelaku Berhubungan Badan

Korban disebut sempat berhubungan badan dengan pelaku sebelum akhirnya dibunuh dan dimutilasi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana menjelaskan korban dan tersangka Laeli janjian bertemu di Apartemen Pasar Baru Mansion pada 7 September 2020. Namun, keduanya baru masuk ke apartemen itu pada Rabu (9/9).

Saat korban dan tersangka Laeli berhubungan, tersangka Djumadil memukul korban dengan batu bata sebanyak 3 kali. Setelah itu dia menusuk korban dengan pisau sebanyak 7 kali.

Setelah korban meninggal, kedua tersangka memutilasi korban dengan gergaji. Jasad korban lalu dipindahkan ke Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jaksel.

Siapkan Kuburan Korban di Depok

Pasangan kekasih itu telah menyiapkan kuburan korban di perumahan di Cimanggis, Depok.

"Rencana oleh para tersangka korban ini akan mereka kubur. Makanya mereka ini menyewa rumah di Cimanggis itu. Mereka ini sedang menggali kuburan makanya ini ada (barang bukti) sekop dan cangkul. Mereka akan mengubur di belakang kontrakan dia," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Namun niat para pelaku tersebut urung dilakukan. Kedua pelaku itu terlebih dahulu berhasil oleh diamankan oleh Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Handik Zusen, AKP Noor Marghantara dan AKP Mugia.

Dia menerangkan sedari awal pelaku tersebut memang telah berencana untuk mengubur korban tersebut. Nana menjelaskan pelaku hanya menaruh sementara potongan tubuh korban di Apartemen Kalibata City.

Pelaku Ingin Kuras Harta Korban

Kedua tersangka mengaku membunuh korban karena ingin menguasai harta milik korban.

"Mereka mengetahui korban ini memiliki finansial dan sehingga kedua tersangka berencana menghabisi korban dan mengambil barang-barang dan uang korban. Motifnya adalah ingin menguasai harta milik korban," jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Kapolda mengatakan kedua tersangka menguras uang Rp 97 juta dari ATM korban.

"Barang bukti ada 11 buah emas Antam kurang-lebih 11,5 gram dari berbagai jenis. Dua unit laptop, jam tangan, perhiasan dan ada beberapa kartu visa dari Bank Mandiri, BNI, BCA, dan lain-lain," tuturnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan kedua tersangka menguras uang korban setelah mengetahui PIN ATM korban.

"Tersangka ini berupaya mengambil harta daripada si korban dengan cara menggunakan ATM. Setelah dia ketahui PIN dari korban langsung karena memang rayuan dari Saudari L (Laeli)," jelas Yusri.

Hasil kejahatan itu kemudian digunakan kedua tersangka untuk membeli barang-barang, di antaranya perhiasan emas dan motor. Yusri menambahkan kedua tersangka ini terlacak setelah melakukan transaksi ATM milik korban. Polisi juga mengidentifikasi kedua tersangka setelah diketahui adanya transaksi pembelian emas di sebuah toko.

YouTube Ren Banjir Ungkapan Duka Cita

Korban mutilasi diketahui bernama Rinaldi Harley Wismanu, yang sempat dilaporkan hilang sejak Rabu, 9 September 2020.

"Iya betul, itu Rinaldi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (16/9/2020) malam.

Informasi yang dihimpun detikcom, Rinaldi Harley Wismanu bekerja di sebuah perusahaan kontraktor asal Jepang. Dia menjabat HRD di perusahaan tersebut.

Dari penelusuran detikcom, Rinaldi Harley Wismanu pernah membuat konten di akun YouTube TV IVS. 'Merantau di Negri Sakura', demikian judul konten YouTube tersebut.

"Indonesian student : Rinaldi Harley Wismanu (Ren) is a Master Student of Tokyo University of Foreign Studies. Ren is living in Fuchu city, Western part of Tokyo. He has already been 6 years lived in Japan. Ren will introduce about daily life in Japan as an Indonesian (student) viewpoint. Episode1 : Around Tokyo University of Foreign Studies. City of Fuchu," demikian deskripsi pada konten YouTube tersebut, seperti dilihat detikcom, Rabu (16/9).

Dalam video YouTube tersebut, Ren memperkenalkan diri sebagai mahasiswa Indonesia yang sedang melakukan studi di Tokyo University of Foreign Studies di Kota Fuchu, Jepang.

"Konichiwa, halo Indonesia, apa kabar? Nama saya Ren, perkenalkan. Hari ini saya akan memandu teman-teman mengenai kehidupan di Jepang dengan tema adalah pelajar. Di Jepang itu seperti apa kehidupannya?" ujar Ren.

Ren menjelaskan soal kampusnya yang dibangun pada 1949. Ren kemudian mengeksplorasi kampus tempatnya belajar, mulai dari perpustakaan, musala, hingga asrama tempatnya tinggal.

Ren juga memperlihatkan kamar asramanya. Ren kemudian memperlihatkan ruangan di dalam asrama dengan fasilitas yang lengkap, dari dapur, toilet, hingga tempat tidur lengkap dengan meja belajar.

Ren lalu menunjukkan kecap favoritnya. Ia juga memperlihatkan kafetaria di kampusnya yang trendi dan bersih.

Ren juga memperlihatkan kehidupan di luar kampus. Dia menunjukkan sebuah warung bento dengan harga terjangkau. Dalam video itu, Ren terlihat fasih berbahasa Jepang ketika mengobrol dengan seorang koki.

Video tersebut diunggah pada 6 Januari 2017. Namun, pada Rabu (16/9) malam, sejumlah komentar membanjiri akun YouTube tersebut. Mereka mengucapkan belasungkawa.

"Innalilahi wa inna ilaihi roji'un. Turut berduka cita aniki. Ren senpai. Semoga amal ibadahmu diterima dan diberi tempat terbaik oleh Allah SWT. Sayonara. ???????????? ," tulis Nita Ramadhani.

"Semoga polisi cepat menangkap pelaku yg biadab," tulis Jerry Samuel.

Detik-detik Penemuan Mayat

Seorang pria berinisial S (29), seorang penghuni apartemen mengungkapkan detik-detik penemuan mayat tersebut. S menjelaskan awalnya dirinya yang sedang bekerja dari rumah tengah menggelar virtual meeting dengan bosnya pada Rabu (16/9) pukul 18.34 WIB. S, yang sedang serius mengikuti virtual meeting, sedikit terganggu oleh suara berisik di depan kamarnya.

"Terus saya sempat ke luar kamar tuh karena dengar ribut-ribut. Pas saya lihat, ternyata ada polisi," kata S saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/9/2020) malam.

Ketika membuka pintu kamarnya, S sempat mencium bau menyengat. Tapi sebelum itu, S juga pernah mencium bau tak sedap dari kamar itu, tapi dia tidak pernah menaruh curiga.

"Karena kamar dia itu di depan lift, di situ ada tempat sampah. Tadinya kukira bau sampah atau bangkai tikus gitu," imbuh S.

S saat itu melihat ada 6-7 polisi berpakaian preman bersama seorang pria yang diborgol tangannya, yang diduga kuat pelaku. Polisi tersebut kemudian meminta S masuk ke dalam unit.

"Bapak masuk saja. Bapak jangan keluar," ujar S menirukan polisi tersebut.

S kemudian kembali ke kamarnya. Di balik pintu, dia menguping percakapan polisi di kamar lokasi penemuan mayat di lantai 16 Tower Ebony Apartemen Kalibata City.

Sekilas, saya dengar polisi itu bilang, 'Kamu buang ke mana lagi?' (dijawab pelaku) 'Ke kuburan samping,' gitu sih kayaknya," kata S.

Ketika itu, S belum mengetahui apa yang terjadi pada tetangganya itu. Setelah rombongan polisi keluar, S kemudian melihat di depan kamar tersebut sudah terpasang police line.

S kemudian mencari tahu apa yang terjadi di kamar tersebut. Belakangan, S baru mengetahui bahwa di kamar tersebut tersimpan mayat korban mutilasi.

Pengelola Apartemen Cek Data Penyewa

Pengelola Apartemen Kalibata City tengah menelusuri data penyewa dan juga pemilik unit tempat penemuan mayat mutilasi tersebut.

"Identitas penyewanya masih sedang diselidiki untuk sewanya lewat mana. Dan owner-nya sedang kita hubungin saat ini. Jadi kita masih dalam penyidikan," kata Resident Manager Apartemen Kalibata City, Bagus kepada wartawan di Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (17/9/2020).

Bagus menceritakan pihaknya menerima informasi adanya mayat di salah satu unit tersebut setelah polisi datang ke Apartemen Kalibata City.

Polisi berkoordinasi dengan pihak pengelola untuk mengecek unit berkaitan dengan adanya laporan orang hilang.

Bagus mengungkap, setelah dari Apartemen Kalibata City, polisi bergerak ke Depok untuk melakukan penangkapan. Sepulangnya dari Depok, polisi baru menggeledah kamar di Tower Ebony dan menemukan mayat di sana.

Menurut Bagus, sebelumnya pihaknya tidak pernah menerima keluhan dari penghuni apartemen, misalnya saja ada bau menyengat dari unit tersebut.

Rinaldi Lulusan UGM

Rinaldi merupakan alumni UGM Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Jepang 2006.

Berdasar penelusuran yang dilakukan di website ugm.ac.id diketahui Rinaldi lulus 2012 dan menyelesaikan skripsi berjudul 'Potensi Anime dan Pengaruhnya Ditinjau Melalui Teori Distraction dengan Participant Observation di Jepang Selama Satu Tahun'.

Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani saat dimintai konfirmasi masih belum merinci prodi yang ditempuh oleh Rinaldi. Iva pun menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga korban.

Iva menyampaikan harapannya agar pelaku bisa segera ditangkap dan diproses secara adil.

Tulang Punggung Keluarga

Sosok Rinaldi, korban mutilasi di Apartemen Kalibata City dikenal sebagai tulang punggung keluarga.

"Dia anak pertama dari empat bersaudara dan jadi tulang punggung keluarga. Orang tuanya tidak kerja," kata kerabat Rinaldi, Hendro, saat ditemui di rumah duka Kampung Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (17/9/2020).

Pria paruh baya ini menceritakan, sebelum bekerja di Jakarta, Rinaldi sempat berkuliah di UGM. Tercatat dia mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya UGM angkatan 2006 dan melanjutkan kuliah S2 di Jepang. Rinaldi bekerja sebagai kontraktor di Jakarta.

Selama pandemi COVID-19 Rinaldi jarang pulang. Walau begitu komunikasi jarak jauh tetap berlangsung intens dan rutin.

Hendro menceritakan Rinaldi juga telah menikah. Pasangan hidupnya berstatus warga negara Jepang. Pernikahan berlangsung 2019 lalu.

"Tahun 2019 sudah nikah sama orang Jepang. Kenal sama istri waktu sekolah di Jepang," ujarnya.

Dimakamkan di Sleman

Jenazah Rinaldi rencananya akan dimakamkan di Sleman.

"Kalau makamnya di Makam Nologaten yang jaraknya 50 meter dari rumah duka," ujar dukuh tempat tinggal keluarga Rinaldi, Sulistyo Eko N kepada wartawan, Kamis (17/9/2020).

Sulistyo mengaku masih berkoordinasi dengan keluarga korban terkait pemakaman jenazah Rinaldi. (*)