Ilmuwan: Covid-19 Diperkirakan Akan Jadi Penyakit Musiman
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Adanya vaksin diperkirakan tidak akan dapat memusnahkan virus corona yang menjadi penyebab COVID-19. Penyakit ini diperkirakan akan menjadi penyakit musiman yang akan muncul setiap musim dingin setiap tahun.
Menurut studi yang dilakukan oleh ilmuwan Lebanon dan Qatar, penularan virus corona SARS-CoV-2 telah lebih agresif di daerah beriklim sedang selama bulan-bulan musim dingin.
Jika pola ini terus berlanjut, bisa berarti bahwa penularan virus memuncak setiap tahun selama musim dingin, menjadi virus musiman seperti flu dan virus pernapasan lainnya yang menyebabkan flu biasa.
Musim virus dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Flu, misalnya, cenderung memuncak pada musim dingin karena orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dan berdekatan satu sama lain. Sistem kekebalan kita seringkali lebih lemah di musim dingin, dan virus flu lebih stabil pada suhu rendah.
Pengetahuan terbaru tentang stabilitas dan penularan SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa COVID-19 mungkin mengikuti pola yang sama.
"Kami pikir sangat mungkin, mengingat apa yang kami ketahui sejauh ini, bahwa COVID-19 pada akhirnya akan menjadi musiman," kata Dr. Hassan Zaraket dari American University of Beirut di Lebanon dilansir di BBC Science Focus, Selasa (15/9/2020).
Namun, para peneliti menekankan bahwa ini hanya akan terjadi setelah kekebalan komunitas tercapai dalam populasi, di mana cukup banyak orang telah mencapai beberapa tingkat kekebalan terhadap COVID-19, baik melalui tertular penyakit atau melalui vaksinasi agar penyebaran penyakit terhenti.
Belum diketahui berapa persen populasi yang perlu kebal agar hal ini terjadi. Para peneliti mengatakan bahwa mungkin hal ini terjadi setelah adanya beberapa gelombang COVID-19.
Tetapi begitu kita mencapai titik itu, kata para peneliti, penularan COVID-19 akan menurun selama bulan-bulan musim panas karena faktor musiman mulai berpengaruh lebih besar. Hingga saat itu, virus corona akan terus menyebabkan wabah sepanjang tahun.
"Oleh karena itu, masyarakat perlu belajar menghadapinya dan terus mempraktikkan tindakan pencegahan terbaik, termasuk pemakaian masker, menjaga jarak fisik, kebersihan tangan, dan menghindari pertemuan." kata Zaraket.