Pariaman Kirim Tim Kesehatan
Pariaman (HR)-Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), mengirim tim kesehatan kepada setiap desa di wilayah itu guna memantau penderita penyakit tuberkulosis yang disebabkan infeksi mycobacterium tuberculosis (TB).
"Kita akan mengawasi masyarakat yang terinfeksi penyakit TB. Selain itu para kader juga bertanggung jawab kepada masyarakat yang tidak rutin meminum obatnya," kata Kepala Dinkes Pariaman, Yutriadi Rivai di Pariaman, Rabu (8/4).
Ia menyebutkan, kegiatan ini sekaligus bertepatan dengan peringatan hari TB se-dunia.
"Setiap desa sudah ada kader yang akan mengontrol masyarakat, baik yang terinfeksi bakteri mycobacterium tuberkulosa atau pun yang tidak teratur meminum obat, dan setiap daerah sudah memiliki posko," ujarnya.
Ia menyebutkan, untuk skala estimasi, minimal harus mencari 297 kasus, harus 100 persen ditemukan dan itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah, sehingga perlu mengirim para kader ke setiap desa.
"Penyakit ini cukup mudah untuk menular kepada orang lain, salah satunya melalui batuk. Ciri-cirinya batuk berdahak, batuk yang disertai darah, batuk selama tiga minggu, berat badan turun drastis, dan berkeringat," jelasnya.
Penyakit ini bisa disembuhkan, dengan catatan harus teratur mengonsumsi obat. Untuk pengobatan masyarakat tidak dipungut biaya karena sudah ditanggung oleh pemerintah.
Saat ditanya berapa jumlah penderita TB di kota itu, Yutriadi Rivai menolak untuk memberikan data dengan alasan masih melengkapi data agar akurat.
Biasanya masyarakat yang terserang TB akan dikirm ke salah satu rumah sakit di Kota Bukittinggi untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Apabila telah mencapai tahap TB MDR biaya pengobatan akan mahal, bisa mencapi Rp4 juta.
"Saat ini Pemkot Pariaman masih bisa menanggung biaya untuk penderita TB MDR, namun kita tidak tahu berlaku sampai kapan," tutupnya. (ant/ivi)