Makna Penting Ibadah Kurban
RIAUMANDIRI.ID - Ibadah kurban hukumnya sunah muakad (sangat dianjurkan) bagi orang yang mampu secara materi. Ini seperti dijelaskan oleh Rasulullah, ''Barang siapa memiliki kelapangan keuangan, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia datang ke tempat shalat kami.'' (HR Ahmad). Perintah melaksanakan ibadah kurban mempunyai beberapa makna penting.
Pertama, ibadah kurban merupakan usaha Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk mau dan dapat berkurban perlu melakukan mujahadah (berjuang), terutama mengendalikan hawa nafsu dan egoisme diri. Egoisme cenderung membuat orang lupa kepada Allah dan mengabaikan ajaran agama termasuk berkurban.
Kemauan berkurban terkait pula dengan ketakwaan seseorang. Takwa ini pula yang dinilai Allah dalam berkurban, seperti firman-Nya, ''Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhoan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.'' (QS 22: 37). Kedua, melaksanakan kurban merupakan wujud syukur kepada Allah atas nikmat yang diterima selama ini.
Oleh karena itu, wajar sebagian nikmat yang diperoleh tersebut digunakan untuk menaati perintah Allah dengan berkurban. Firman Allah SWT, ''Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.'' (QS 108: 1-2). Ketiga, penyembelihan hewan kurban bertujuan membantu sesama, terutama yang kurang mampu melalui pendistribusian daging kurban kepada mereka.
Ini bukti kemurahan hati orang yang berkurban kepada sesama manusia. Melalui pembagian daging hewan kurban diharapkan tercipta kebersamaan dan persaudaraan antara sesama Muslim dan manusia secara keseluruhan. Persaudaraan yang hakiki terwujud ketika manusia saling menyayangi, saling menyantuni, saling memberi. Yang kaya memberi yang miskin dan yang kuat membantu yang lemah. Ibadah kurban merupakan salah satu upaya Islam mewujudkan cita-cita ini.
Keempat, kurban yang dilakukan dengan menumpahkan darah hewan adalah simbol agar orang berkurban menanggalkan sifat-sifat kebinatangan yang melekat pada dirinya, misalnya sifat bengis, licik, dan egoisme. Begitu pula melalui kurban seorang Muslim diminta menanggalkan penghambaan sesama makhluk, karena Islam hanya membenarkan penghambaan kepada Allah.
Semua sifat-sifat yang buruk ini harus dijauhkan dari kehidupan Muslim, kapan dan di manapun. Dalam pengertian lebih luas, upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berkurban, bukan hanya dengan menyembelih hewan, tapi bisa juga dalam bentuk lain.
Misalnya memberikan sebagian harta kita untuk kemaslahatan umat, seperti membantu fakir miskin, membangun tempat ibadah, sarana pendidikan, dan berbagai kepentingan umat lainnya. Nilai dan makna kurban di atas perlu dimiliki setiap komponen bangsa untuk mengisi pembangunan ke depan dan guna menumbuhkan solidaritas antarsesama anak bangsa. Ini perlu digarisbawahi karena kini semakin langka saja orang yang mau berkurban untuk kepentingan orang lain.