Soal Keberadaan 'Pak Ogah' di Pekanbaru, Pengamat: Itu Otoritasnya Polisi
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Menanggapi ajakan Dishub agar tidak memberi uang kepada orang yang berinisiatif mengatur lalu lintas secara ilegal alias Pak Ogah karena dianggap menjadi penyebab kemacetan, pengamat publik, Rawa El Amady mendukungnya dengan mengatakan Pekanbaru tidak membutuhkan Pak Ogah.
"Fungsinya apa Pak Ogah itu? Kalau di Jakarta iyalah banyak macetnya. Gunanya ada nggak mereka bagi jalan umum? Di Pekanbaru ini enggak masuk akal ada mereka. Enggak macet juga," ungkapnya kepada Riaumandiri, Kamis (16/7/2020).
"Lagian kalau dalam UU, coba cek, kan tidak boleh orang sipil mengatur lalu lintas. Itu otoritasnya Polisi. Apalagi ditambah ada semacam pemaksaan meminta uang, itu termasuk kekerasan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Riau, Ade Agus Hartanto menyarankan apabila Polisi merasa kekurangan personil, Pak Ogah sebaiknya dibina untuk membantu pengaturan lalu lintas.
"Mereka ini kan hadir karena kondisi jalanan yang tidak diatur dengan baik. Makanya mereka berinisiatif membantu. Tapi kadang, keadaan jalanan yang baik pun, mereka bikin jadi tidak baik. Itu negatifnya," jelas Ade.
"Jadi kalau memang posisi Pak Ogah untuk membantu pengaturan lalu lintas itu dibutuhkan, kita ya menyarankan Polisi untuk bersikap. Peran ini kan harusnya oleh Polisi. Tapi kalau memang Polisi merasa kurang, Pak Ogah ini saja yang dibina untuk dijadikan petugas," tambahnya.
Rawa El Amady menganggap persoalan Pak Ogah tidak bisa dipandang hitam putih. Menurutnya, Pak Ogah hadir sebab adanya masalah sosial dan ekonomi.
"Ini masalahnya bukan masalah lalu lintas. Menurut saya lebih ke masalah sosial ekonomi. Saran saya, pemerintah harus mencarikan solusi. Mereka bisa jadi pengangguran, kedua bisa jadi juga preman. Nah kalau sudah membentak, apalagi kalau tidak dikasih sampai menggores mobil, itu cakupannya sudah hukum, sudah kriminal," jelasnya.
"Jadi pemerintah harus mendata mereka dengan benar. Didata apa motif dan segala macamnya, lalu dicari jalan keluarnya," tambahnya.
Reporter: M Ihsan Yurin