Aspikom Riau Gelar Webinar, Rebranding Pariwisata di Era New Normal
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Wilayah Riau menggelar Web Seminar (Webinar) dengan Tema 'Rebranding Pariwisata di Era New Normal', Kamis (18/6/2020). Hingga akhir sesi peserta Webinar stabil di kisaran 230-an orang.
Kegiatan ini menggantikan acara seminar dalam rangka International Call for Paper Inaugaration of Aspikom Riau Work Metting Committee and PR Workshop yang sedianya dilaksanakan di Pekanbaru, 16-18 Juni Pekanbaru. "Karena kondisi masih pandemi Covid-19, kegiatan ini kita alihkan menjadi Webinar," kata Ketua Panitia Pelaksana, Dr Toni Hartono.
Rencana seminar sebelumnya bertema 'The Challengges on Communication, Culture, Tourism and Creative Economy in Globalization Era' dengan dua narasumber dari luar negeri.
"Selain penyesuaian tema, narasumber juga kita sesuaikan dengan fokus membangkitkan pariwisata lokal di era new normal," lanjut Wakil Dekan II Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Suska Riau.
Ketua Aspikom Pusat, Dr Muhammad Sulhan dalam makalahnya 'Peran Media dan Rebranding Pariwisata di Era New Normal' memaparkan bahwa media sangat berperan dalam proses Rebranding Pariwisata di Era New Normal Pada saat sekarang ini.
"Pesan yang disampikan bukan hanya tentang keindahan suatu objek wisata saja, akan tetapi juga menyampaikan dan meyakinkan masyarakat akan faktor , kebersihan, kesehatan, dan keselamatan sehingga masyarakat akan merasa nyaman dan aman saat sedang melakukan wisata," papar Sulhan dari Departemen Komunikasi Universitas Gajah Mada.
Pada Webinar yang dimoderatori dosen Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Riau, Dr Ringgo Eldapi, Ketua Aspikom Wilayah Riau, Dr Welly Wirman, MSi, dalam Webinar tersebut memaparkan sejumlah poin penting yang perlu dilakukan pemerintah dalam merebranding wisata lokal di Era New Normal. Di antaranya; mewajibkan destinasi untuk memiliki standar pelayanan kesehatan tinggi, melakukan kegiatan perjalanan dalam kelompok kecil dan menghindari perjalanan tergabung dengan individu lain yang tidak diketahui latar belakangnya.
Selanjutnya, memanfaatkan teknologi dan mendorong publik untuk juga memanfaatkan teknologi, bersinergi dengan pelaku wisata swasta lokal termasuk UMKM, sosialisasikan aturan-aturan baru dalam sektor pariwisata.
"Poin lainnya, menggunakan story telling sebagai media promosi, menjadikan wisatawan lokal sebagai target sasaran prioritas dan merumuskan kembali kebijakan destinasi wisata," sebut Welly yang juga Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Riau ini.
Dalam pada itu, Ketua Magister Ilmu Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjajaran, Dr Evi Novianti, MSi, menawarkan konsep pariwisata yang berbeda di era new normal.
Dia menawarkan konsep Pariwisata Virtual sebagai media komunikasi pemasaran. Pariwisata Virtual nantinya diharapkan akan membangkitkan imajinasi dari penonton sehingga merasa berada di dalam objek wisata tersebut.
"Pariwisata merupakan sebuah kebutuhan primer pada saat sekarang ini, sehingga dengan dilakukan secara virtual diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan saat stay at home di mana masyarakat tidak dapat keluar untuk melakukan wisata," jelasnya dalam makalah dengan tema 'Virtual Tour sebagai Media Pemasaran Pariwisata Selama Pandemi dan Rebranding Pariwisata di Era New Normal'.