Presiden Brasil Dituduh Manipulasi Data Kematian Pasien Virus Corona
RIAUMANDIRI.ID, Brasilia - Pemerintah Brasil di bawah Presiden Bolsonaro dituduh memanipulasi data kematian akibat virus Corona (COVID-19) oleh para pengkritiknya. Kritikan dilontarkan setelah pemerintah awalnya berhenti melaporkan jumlah total kematian dan total kasus, namun kemudian merilis data yang simpang siur.
Seperti dilansir AFP, Selasa (9/6/2020), Brasil yang kini menjadi pusat baru untuk pandemi Corona, masih melakukan berbagai langkah tidak biasa dalam menyajikan data-data terkait virus Corona. Kementerian Kesehatan Brasil selama ini menjadi sumber utama bagi statistik kasus virus Corona secara nasional. Data nasional untuk total kematian akibat virus Corona di Brasil mencapai 37.134 orang, yang tercatat sebagai total kematian tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Inggris.
Untuk total kasus, Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan sejauh ini ada 707.412 kasus virus Corona di negara ini. Angka ini tercatat sebagai total kasus terbanyak kedua setelah AS.
Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Brasil menunda pengumuman jumlah tambahan kasus dan tambahan kematian harian selama 2,5 jam, sebelum pukul 22.00 waktu setempat. Para pengkritik menuduh penundaan itu karena pemerintah menghindari liputan negatif dari Jornal Nacional, sebuah program berita populer yang tayang di Globo TV -- saluran televisi terbesar di Brasil.
Setelah itu, Kementerian Kesehatan berhenti merilis data total kematian dan total kasus, dengan hanya merilis jumlah kasus baru dan tambahan kematian dalam 24 jam tersebut.
Situasi semakin keruh pada Minggu (7/6), saat Kementerian Kesehatan merilis dua data berbeda untuk tambahan kematian dalam 24 jam. Saat itu tidak dijelaskan mengapa datanya bisa berbeda dan yang mana data yang benar. Penjelasan baru disampaikan pada Senin (8/6), saat Kementerian Kesehatan telah merevisi data korban meninggal dengan alasan ada beberapa data duplikat yang disuplai oleh pejabat kesehatan negara bagian.
Disebutkan juga bahwa pihak kementerian menggunakan metodologi baru, dengan situs baru, di mana korban akan dihitung berdasarkan hari mereka meninggal, bukan berdasarkan hari hasil tes posthumous mengonfirmasi adanya infeksi virus Corona.
"Ada kasus-kasus di mana hasil lab adalah untuk kematian yang terjadi beberapa pekan lalu," jelas pernyataan Kementerian Kesehatan Brasil. "Kurva pada tanggal kematian... membantu memahami dinamika penyakit dan bagaimana otoritas perlu mengkonsentrasikan upaya-upaya mereka," imbuh pernyataan itu.
Kritikan pun menghujani pemerintah Brasil, "Ini adalah kudeta statistik," tulis surat kabar Folha de Sao Paulo, yang merupakan salah satu surat kabar paling banyak dibaca di Brasil, dalam tajuk rencana yang berisi kritikan pedas.
"Memanipulasi jumlah kematian dalam pandemi adalah tindak kriminal," cetus seorang kolumnis berpengaruh, Miriam Leitao, via surat kabar Globo.