Maskapai Thai Airways Bangkrut Imbas Corona
RIAUMANDIRI.ID, Bangkok - Imbas pandemi corona dirasakan langsung maskapai Thai Airways. Maskapai penerbangan asal Negeri Gajah Putih itu kekinian dinyatakan bangkrut.
Setelah sempat mengalami pasang surut di tengah pandemi corona, akhirnya maskapai penerbangan nasional Thailand, Thai Airways harus menyerah pada kondisi. Dikumpulkan dari berbagai sumber, Rabu (3/6/2020), kini maskapai itu tengah menjalani proses rehabilitasi utang di pengadilan seperti diberitakan Business Traveller.
Tak sampai situ, proses rehabilitasi utang itu juga membuat traveler harus menelan pil pahit. Pasalnya, para penumpang jadi tak bisa melakukan refund atau meminta pengembalian uang.
"Thai Airways tengah menjalani proses rehabilitasi utang di pengadilan. Dengan berat hati kami harus menginformasikan pada para penumpang, bahwa sementara ini tindakan refund tak dapat kami proses," ujar perwakilan maskapai dalam pernyataan resminya.
Nilai tiket yang tidak bisa di-refund tersebut diperkirakan mencapai 24 miliar baht Thailand atau setara dengan Rp 11 triliun (asumsi kurs Rp 456 per baht).
Bulan Mei lalu, pihak Pemerintah Thailand memang telah menyatakan persetujuannya ke pihak Thai Airways untuk melakukan restrukturisasi di bawah supervisi pihak pengadilan.
Sebelumnya, pihak Thai Airways disebut tengah meminta pinjaman dana sebesar 58,1 miliar Baht dari pemerintah untuk bantuan operasional di tengah COVID-19. Namun, pihak pemerintah Thailand lebih menyarankan rencana restrukturisasi untuk menghindari kebangkrutan.
Untuk menghindari kerugian di kalangan penumpang, pihak Thai Airways pun memberi opsi untuk menukar tiket yang telah dipesan dengan voucher travel bernilai sama yang bisa dipakai di masa mendatang. Hanya untuk refund, para penumpang diminta untuk bersabar.
"Informasi lebih lanjut terkait proses refund dan pengembangan akan menunggu proses rehabilitasi maskapai lebih dulu," ujar Thai Airways.
Kabar terakhir, pihak Thai Airways memang masih menutup sementara rute penerbangan internasionalnya hingga akhir Juni. Keputusan itu mengikuti kebijakan otoritas penerbangan sipil Thailand (CAAT).
Hanya melihat kondisi maskapai kini, jadwal penerbangan maskapai di bulan Juli pun kian tidak tentu. COVID-19 memang memakan begitu banyak korban, tak terkecuali di industri penerbangan dalam dan luar negeri.