MTSN Lipat Kain Bertekad Raih Adiwiyata
BANGKINANG (HR)- Madrasah Tsanawiyah Negeri Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, merupakan salah satu sekolah favorit di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Berbagai prestasi telah ditorehkan sekolah ini. Kini MTsN ini bertekad meraih sekolah Adiwiyata Provinsi dan Nasional.
Belum lama ini MTsN Lipat Kain sudah meraih Adiwiyata Kabupaten Kampar dan direkomendasikan untuk mengikuti lomba Adiwiyata Provinsi dan Nasional. Untuk mewujudkan ini, berbagai langkah telah dilakukan pihak sekolah. Salah satunya dengan melibatkan seluruh pihak terkait seperti guru, siswa, komite, masyarakat setempat dan alumni.
Seperti yang dilakukan MTsN Lipat Kain, Sabtu (4/4) pagi, pihak sekolah mengundang alumni dan masyarakat untuk melakukan penanaman pohon di lingkungan sekolah. Salah seorang alumni MTsN Lipat Kain, yakni Anggota DPRD Kabupaten Kampar, Repol, yang telah tiga periode duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Kampar.
Pada saat penanaman pohon itu dihadiri lebih dari 400 orang siswa, guru, masyarakat komite dan alumni. Repol ikut menyumbangkan dan menanam langsung Pohon Lengkeng dan mangga.
Kepala sekolah MTsN Lipat Kain, Martinus, pada kesempatan tersebut menyampaikan, untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata yang bersih, hijau, rapi dan berwawasan lingkungan, tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak sekolah, tapi perlu dukungan dan partisipasi aktif masyarakat.
Karena itu, mereka melibatkan komite, masyarakat setempat dan alumni untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata.
Untuk internal, Martinus yang pernah menjadi Kepala Sekolah MA (Madrasah Aliyah) Plus Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara, sudah mengajak sejak awal bagaimana siswa dan guru bisa menjaga kebersihan lingkungan sekolah sekaligus menghijauhkan sekolah. Siswa juga dididik agar bisa memberdayakan (mendaur ulang) sampah-sampah yang ada. Kantin sekolah tidak diperkenankan menjual minuman yang menghasilkan sampah plastik atau yang menghasilkan sampah yang tidak bisa terurai.
Siswa dilatih untuk mendaur ulang sampah, seperti kertas, plastik dan sampah lainnya yang dijadikan kerajinan tangan yang bermanfaat termasuk membuat kompos. Saat ini siswa sudah bisa membuatt kompos, alat kerajinan tangan seperti keranjang, vas bunga, hiasan dinding dan sebagainya.(oni)