Es Antartika Bisa Mencair Lebih Cepat dari yang Diduga
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Lapisan es Antartika menyusut dengan kecepatan hingga 50 meter sehari pada akhir Zaman Es terakhir. Para peneliti telah menemukan proses itu.
Penyusutan itu sekitar sepuluh kali lebih cepat daripada penyusutan tercepat saat ini. Diberitakan CNN, adalah para ilmuwan dari Scott Polar Research Institute dari University of Cambridge yang menemukannya.
Bahwa sekitar 12.000 tahun yang lalu, es mencair dengan kecepatan lebih dari 10 kilometer setahun. Kejadian itu jauh lebih cepat dari tingkat penyusutan hari ini, yang dihitung menggunakan data satelit.
Para peneliti memperingatkan bahwa jika perubahan iklim terus memanaskan es dalam beberapa dekade mendatang, kita bisa segera melihat tingkat penyusutan es yang sama atau lebih dari yang diperkirakan. Implikasinya pun sangat besar bagi permukaan laut global.
Tahun lalu, para peneliti dari Ekspedisi Laut Weddell berangkat ke Antartika untuk melakukan penelitian. Mereka mencari bangkai kapal penjelajah Antartika, Sir Ernest Shackleton, Endurance.
Kondisi es laut menghentikan tim itu mengambil gambar bangkai kapal legendaris. Namun, mereka mampu memetakan dasar laut di dekat Larsen Ice Shelf, sebelah timur Semenanjung Antartika.
Larsen Ice Shelf awalnya meliputi area seluas 33.000 mil persegi. Tapi es di kawasan ini telah menyusut secara dramatis ketika suhu udara menghangat di paruh kedua abad ke-20.
Bagian lapisan esnya telah hancur dan pecah. Pada tahun 2017, sekitar 12% dari bagian tengah lapisan es yang tersisa juga pecah menjadi gunung es tunggal yang besar, ukurannya sekitar 2.240 mil persegi.
Dengan menggunakan kendaraan bawah air otonom (AUV) yang beroperasi sekitar 60 meter di atas dasar laut, para peneliti mempelajari punggungan di dasar laut. Lanskap itu diciptakan oleh sedimen es yang bergerak dan mulai melayang.
Dengan memeriksa jejak lapisan es dan punggungan dasar laut itu, tim tersebut dapat menemukan bukti baru dari penyusutan es di masa lalu. Laporan diterbitkan dalam jurnal Science.
Sebuah studi baru-baru ini oleh NASA menunjukkan bahwa lapisan es Antartika dan Greenland kehilangan rata-rata 118 gigaton dan 200 gigaton es per tahun. Hal itu menyebabkan permukaan laut naik sekitar setengah inci antara tahun 2003-2019.
Temperatur musim panas yang lebih hangat adalah penyebab utama hilangnya es Antartika ini, menurut NASA. Suhu hangat telah mencairkan es dari permukaan gletser dan lapisan es.
Mempelajari penyusutan es ini dapat diperkirakan seberapa parah kenaikan air laut di masa mendatang. Para ahli telah memperingatkan bahwa selama tiga dekade ke depan, ratusan juta orang di seluruh dunia berisiko kehilangan rumah mereka karena kota-kota besar dunia bisa tenggelam karena kenaikan air laut.
Para ahli mengatakan bahwa kenaikan permukaan laut kemungkinan akan melebihi satu meter pada tahun 2100 jika emisi karbon terus meningkat. 680 juta orang di seluruh dunia akan mengalami banjir rob tahunan pada tahun 2050.