Merindu Lebaran Berkah Tanpa Ancaman Wabah
Oleh: Alfira Khairunnisa
Aktivis Muslimah Peduli Umat
RIAUMANDIRI.ID - Agaknya untuk saat ini, harapan untuk dapat berlebaran tanpa ancaman wabah hanya angan semata. Bagaimana tidak, lihat saja angka kasus positif setiap harinya kian meningkat. Bahkan per tanggal 21/5 hampir menyentuh angka seribuan (Kementrian Kesehatan RI, 21/5/2020).
Terlebih jelang lebaran ini, pertokoan, pasar, maal dan tempat-tempat publik lainnya sudah kembali ramai. Pasar dipadati dengan orang berjualan dan berbelanja. Seakan tak terjadi apa-apa. Pertokoan apalagi, jangan ditanya. Jelang lebaran toko pakaian tumpah ruah oleh pembeli. Tidak ada lagi istilah social distancing atau physical distancing bahkan masker pun banyak yang tidak memakai.
Apakah tidak cukup belajar dari Wuhan, tempat pertama kali merebaknya covid-19 ini. Angka kasus positif corona menggila pada saat imlek. Ya, saat itu ramai dengan berbagai persiapan imlek dan bertemunya sanak saudara. Di situlah virus ini makin meroket jumlahnya.
Namun di Indonesia nampaknya sudah tak mengindahkan lagi imbauan untuk 'stay at home'. Protokol kesehatan sudah tidak diperhatikan. Pemerintah terkesan plin-plan dengan kebijakan PSBB yang awalnya diperketat, namun kini kebijakan itu longgar. Moda transportasi pun sudah mulai kembali beroperasi.
Perihal banyaknya masyarakat yang belakangan sering keluar pun memiliki alasan tersendiri. Ya, mereka menjawab "kami keluar semata untuk cari nafkah, supaya bisa ngasi makan keluarga" meski banyak diantara mereka yang keluarnya juga sebenarnya dengan alasan yang tidak begitu urgen. Misal untuk berbelanja baju baru, ngabuburit, sekadar nongkrong dan lain-lain.
Berlebaran Tanpa Ancaman Wabah, Angan Semata
Kementerian Perkonomian mengeluarkan skenario "hidup normal" atau new normal dengan timeline pemulihan ekonomi nasional usai pandemi Covid-19. Skenario ini dibuat mulai awal Juni 2020 mendatang (kompas.com, 13/5/2020)
Berharap Covid-19 segera enyahpun nampaknya jauh panggang dari api. Bagaimana tidak, kabarnya pemerintah berencana mulai 1 Juli mendatang akan menormalkan kembali segala aktifitas yang ada? Dengan beberapa tahapan atau fase sebagai berikut
Fase 1 : 1 Juni 2020. Membuka kembali operasional industri dan jasa bisnis ke bisnis (B2B), dengan tetap menerapkan sosial distancing.
Fase 2 : 8 Juni 2020. Toko, pasar dan mal diperbolehkan beroperasi kembali.
Fase 3 : 15 Juni 2020. Tempat-tempat kebudayaan dan sekolah mulai dibuka kembali dengan tetap menerapkan sosial distancing dan beberapa penyesuaian
Fase 4 : 6 Juli 2020. Difokuskan pada evaluasi terhadap pembukaan berbagai fasilitas seperti restoran hingga tempat ibadah
Fase 5 : 20 Juli dan 27 Juli 2020. Evaluasi fase keempat dan pada akhir Juli atau awal Agustus 2020 diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dapat beroperasi secara normal.
Jika benar bahwa mulai Juni mendatang kehidupan kembali berjalan normal sementara kasus positif masih mengalami peningkatan, maka bersiaplah virus ini akan makin menggila.
Berharap corona segera enyah dari muka bumi ini adalah harapan kita semua. Tapi melihat bagaimana penanganan pemerintah saat ini, bisa kita lihat akan jadi seperti apa kedepannya. Angka kasus positif bukannya menurun malah makin meningkat.
Solusi Penanganan Wabah Cepat dan Tepat
Islam selalu dapat menyelesaikan berbagai persoalan termasuk wabah menular seperti saat sekarang. Penanganan yang tepat dan cepat hingga dapat menekan angka kasus positif terjangkit.
Dalam siroh bisa kita saksikan bagaimana Rasulullah dan para sahabat dapat menangani wabah ini dengan tepat dan cepat. Ya, dengan metode karantina dan mengisolasi orang yang terkena wabah dengan memberikan penanganan terbaik hingga sembuh. Kemudian baru diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Bagi orang yang terkena wabah dan yang tidak akan ditempatkan terpisah sebagaimana yang telah disampaikan di atas, bahwa orang yang terkena wabah akan dilakukan isolasi.
Bagi daerah yang terdampak wabah tidak boleh keluar dari daerah tersebut. Dan bagi daerah yang tidak terkena wabah tidak boleh memasuki daerah yang terkena wabah. Begitulah pesan Rasulullah SAW.
"Kalau kalian mendengar ada wabah thaun di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun, bila wabah thaun itu menyebar di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri kalian menghindar dari penyakit itu." (HR Bukhari-Muslim)
Hanya Allah yang punya kuasa atas segala sesuatu. Semoga wabah segera berlalu dan kita semua bisa menjalankan aktifitas tanpa khawatir dengan ancaman virus yang mengintai.
Berharap lebaran ini bisa hidup indah tanpa ancaman wabah hanya angan semata. Maka, sudah seyogianya pemimpin negeri ini dapat memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan rakyatnya. Memberikan rasa aman dan tenteram dengan penanganan wabah sebagaimana di dalam Islam. Wallahu'Alambishoab.***