Hasanah Guest House Santuni Anak Yatim, Hendry Munief: Allah Akan Tolong Hambanya yang Suka Menolong
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Anak yatim merupakan salah satu elemen yang tak boleh luput dari perhatian serta uluran tangan semua pihak, apalagi di tengan wabah Covid-19. Wujud saling tolong menolong harus semakin dikuatkan.
Demikian disampaikan Owner Hasanah Guest House, Hendry Munief, saat memberikan sambutan di acara ‘Pembagian Santunan untuk Anak Yatim’ di aula lantai 1 Hasanah Guest House, Senin (18/5/2020).
Pengusaha yang juga pembina Forum Bisnis (Forbis) Riau itu menyampaikan, santunan tersebut rutin dilakukan untuk anak yatim yang berada di lingkungan Hasanah Guest House setiap bulan Ramadhan, tepatnya sejak tahun 2015.
“Untuk tahun 2020 ini, jumlah santunan kita tingkatkan ke beberapa tempat. Alhamdulillah hari ini kita menyalurkan sebanyak 85 paket, berupa bingkisan lebaran dan uang santunan,” tuturnya.
“Mudah-mudahan dengan doa pak RW dan anak-anakku sekalian, Hasanah Guest House bisa terus memberikan manfaat yang lebih besar lagi,” harapnya, dan diaminkan anak-anak yatim yang hadir.
Lebih lanjut Hendry Munief mengatakan, untuk penyaluran santunan pihaknya bekerjasama dengan lembaga YKLI (Yayasan Lancang Kuning Indonesia) Pekanbaru yang diwakili Hariswan selaku Direktur.
Ketua RW 03 Sofyan yang juga turut hadir menyampaikan terima kasih kepada Hendry Munief dan Arnita Sari selaku owner Hasanah Guest House.
“Kami sangat berterima kasih kepada pak Hendry Munief dan ibu Arnita Sari yang selalu memberikan perhatian kepada anak-anak yatim di lingkungan RW 03,” imbuhnya.
“Adik-adik ayo kita do’akan supaya Hasanah Guest House semakin sukses, maju dan berkembang pesat,” ujar Sofyan mendoakan.
Pada kesempatan tersebut, Hendry Munief juga memberikan info bahwa ia juga ada mewakafkan tanah untuk Yayasan Al-Fikri. Di sana juga sudah dibangun sekolah Islam Terpadu, yang mulai didirikan sejak tahun 2010.
Alumni Universitas Padjajaran itu mengungkapkan, sekolah tersebut memberikan keringanan biaya bagi siswa atau wali murid yang kurang mampu.
“Anak yatim yang sekolah di Yayasan Al-Fikri kita gratiskan 100 persen, bagi dhuafa bayar semampunya,” ungkapnya.
Dirinya juga menceritakan perjuangan di awal-awal mendirikan sekolah tersebut. Diungkapkannya, di awal sekolah berdiri muridnya hanya 10 orang, 9 orang anak yatim yang digratiskan, dan hanya satu siswa yang membayar penuh (reguler).
Pada waktu itu, sekolah tersebut hanya memiliki satu kelas sempit bekas gudang yang terbuat dari papan.
“Waktu itu, pengurus bertanya kepada saya, apakah sekolah ini ditutup saja. Karena uang masuk tidak bisa menutupi biaya operasional,” kisahnya.
“Saya katakan kepada pengurus, insyaAllah sekolah ini tetap lanjut, karena saya yakin Allah akan menolong kita, sesuai apa yang disabdakan Nabi Muhammad SAW,” sambungnya.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
“Alhamdulillah hari ini siswa yang sekolah di Al-Fikri ada 600 orang, 60 orang diantaranya adalah anak yatim dan dhuafa,” ungkapnya.
Saat ini, sekolah tersebut sudah memiliki gedung 3 lantai dan juga akan dibangun masjid.
“Ini semua berkah dari menjaga dan berbagi kepada anak yatim. Semoga semakin banyak orang-orang yang diberikan kelebihan oleh Allah untuk berbagi kepada anak yatim dan dhuafa,” tutupnya.
Tampak juga hadir di acara ini, Zahara, ketua RT 05/RW 19 Tangkerang Tengah dan Syamsul Mukhtar RT 02/RW 19 Tangkerang Tengah sekaligus ketua pengurus Masjid Al-Kautsar.
Acara tersebut juga mengikuti protokol kesehatan, seperti setiap orang mencuci tangan sebelum masuk gedung, pemeriksaan suhu tubuh, dan pengaturan jarak. Peserta yang masuk juga dibagi menjadi 4 sesi dalam waktu yang berbeda, agar tidak terjadi kerumunan.