Tiba di Pekanbaru, 24 Mahasiswa Riau dari Luar Negeri Dikarantina, 2 Gejala Batuk, 1 PDP
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau telah mengkarantina sebanyak 24 mahasiswa asal Riau yang baru pulang dari luar negeri. Ke-24 mahasiswa ini, 4 orang dari Malaysia, 1 Thailand dan 19 dari Arab Saudi. Saat ini mereka sudah dikarantina selama 14 hari di Gedung Balai Diklat BPSDM, Jl Ronggowarsito, Pekanbaru.
Namun baru tiga hari di tempat karantina 2 dari 24 mahasiswa tersebut mengalami gejala batuk. Kedua mahasiswa ini langsung diobati dan diambil swabnya untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium PCS di RSUD Arifin Ahmad.
“Jadi ada dua orang mahasiswa kita yang di lokasi karantina mengalami keluhan batuk. Begitu ada keluhan langsung di lakukan pemeriksaan swabnya. Sekarang jadi PDP, kalau swab negatif dikembalikan. Dan satu orang dirawat di RSUD, satu lagi belum dapat kabar, menunggu persetujuan orangtua,” jelas Jubir Gugus Tugas Covid-19 Riau, Indra Yovi, Sabtu (9/5/2020).
Dijelaskan Indra, 24 mahasiswa tersebut sebelum ke Pekanbaru terlebih dahulu telah dilakukan rapid tes di Jakarta, dan hasilnya semua negatif. Dan ketika mahasiswa tersebut berada di Jakarta, di Bandara Soekarno Hatta, bisa saja kontak dengan orang yang positif tanpa diketahui.
“Mereka ini bepergian dari wilayah merah ke wilayah merah, Arab Saudi dan Malaysia. Dan secara aturannya memang harus diisolsi mandiri 14 hari, walaupun rapid negati tapi diharuskan isolasi tujuannya agar masa inkubasi habis,” jelas Indra.
“Nah begitu transit di Jakarta, mana tau ada positif karena kontak lagi dengan yang di bandara. Jadi 14 hari lagi mereka dikarantina. Dilihat kondisinya sampai virusnya hilang dan mati,” kata Indra lagi.
Sementara itu Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir, menjelaskan seluruh mahasiswa yang baru pulang dari luar negeri ini akan menjalani isolasi selama 14 hari ke depan terhitung mulai Kamis (7/5/2020). Selama menjalani masa karantina seluruh mahasiswa ini harus mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
"Selama menjalani karantina mereka dilakukan pemeriksaan dua kali dalam sehari. Kemudian diberikan vitamin dan makanan yang bergizi dan dianjurkan untuk melakukan olahraga ringan seperti senam di dalam lokasi karantina," kata Mimi.
Selama menjalani karantina, seluruh mahasiswa ini juga dilarang melakukan kontak langsung dengan keluarganya. Sehingga pihak keluarga tidak dibenarkan untuk menjenguk anaknya di lokasi karantina. Meski berdasarkan hasil rapit test di Bandara Soekarno Hatta seluruh mahasiswa ini hasilnya negatif, tetap mereka tidak bisa langsung diizinkan pulang.
"Selama karantina mereka tetap belajar, karena beberapa di antara mereka kan proses belajar mengejarnya tetap jalan, itu dilakukan secara online. Mereka juga berpuasa, semuanya disediakan selama masa karantina,” jelas Mimi.
Reporter: Nurmadi