Lewat Tinja, Ilmuwan Temukan Cara Deteksi Penyebaran Virus Corona Gelombang Kedua
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Para ilmuwan menemukan bahwa sampel kotoran atau tinja manusia bisa dipakai untuk mendeteksi penyebaran virus corona (COVID-19) gelombang kedua.
Dalam wawancara dengan Newsha Gaeli dari Biobot, mereka baru-baru ini menemukan bahwa pasien yang dites positif COVID-19 mengeluarkan virus dalam tinja mereka. Dengan menguji sampel tinja, para peneliti dapat menentukan apakah seseorang terinfeksi atau tidak.
Penemuan ini telah mengarah pada studi terhadap berbagai sistem saluran pembuangan yang ada di seluruh negeri. Sebagai sebuah perusahaan, Biobot mempelajari 300 fasilitas saluran pembuangan di 40 negara bagian.
Tujuannya untuk mengumpulkan informasi tentang di mana virus tersebut ditemukan. Selain itu mereka juga mengukur konsentrasi virus dan kemudian mengubah konsentrasi itu menjadi perkiraan jumlah kasus di komunitas tertentu.
"Perkiraan gambaran besar itu sangat membantu kami memahami bagaimana virus menjadi tren dari waktu ke waktu. apakah kita melihat jumlah virus menurun atau meningkat?" kata Gaeli merangkum dari Your Tango, Jumat (8/5/2020).
Informasi yang dikumpulkan oleh Biobot dapat membantu memberi tahu para peneliti kapan gelombang kedua virus akan tiba. Sehingga orang dapat lebih mempersiapkan diri dengan social distancing yang lebih ketat.
"Kami membutuhkan cara untuk dengan sangat mudah dan cepat mengambil snapshot dari apa yang terjadi pada tampilan kota itu. Sangat penting bahwa kita memiliki infrastruktur pengawasan yang kuat untuk dapat mendeteksi wabah baru dan segera mengatasinya,” tambahnya.
Meskipun virus corona menyerang sistem pernapasan, namun gejala gastrointestinal dilaporkan terjadi pada pasien yang dites positif terkena COVID-19. Peneliti dapat mendeteksi virus pada tinja seseorang yang telah dites positif, terlepas dari apa gejala yang mereka alami.
Meskipun virus terdeteksi dalam tinja, tampaknya itu tidak menjadi cara lain dalam penularan. Sejauh ini para ilmuwan mengetahui bahwa virus dapat menular melalui tetesan pernapasan (droplet).
Ahli Penyakit Menular CDC, Jay Butler mengatakan bahwa bukti yang menunjukkan COVID-19 ditularkan melalui kotoran tidak ada.
"Tidak ada banyak bukti penularan melalui tinja. Saya tahu setidaknya satu tabloid di Inggris mendapat banyak sorotan setelah seseorang berspekulasi bahwa COVID-19 dapat disebarkan oleh perut kembung atau dengan kentut. Tidak ada banyak ilmu di balik itu,” terang Butler.
Baca Juga: Ibu Positif Corona, Bayi 3,7 Kg Ini Aman dari COVID-19
Sementara sistem pengecekan selokan terbukti menjadi cara yang baik untuk melacak penyebaran COVID-19. Seorang Ilmuwan bernama Natalie Prystajecky mengatakan bahwa metode baru ini tidak menjamin dapat bekerja sebaik yang diharapkan.
"Apa kegunaan akhir dari alat ini, kita masih belum tahu. Belum ada yang benar-benar melakukannya dalam sistem pengawasan aktif. Saya hanya ingin orang memastikan bahwa mereka memahami keterbatasan data, ketika mereka menafsirkannya,” tuntas Natalie.