Tak Dapat Bantuan Covid-19, Si Ibu Masak Batu Agar Anaknya yang Kelaparan Berhenti Menangis
RIAUMANDIRI.ID, KENYA - Seorang ibu 8 anak terpaksa memasak batu agar anak-anaknya berhenti menangis. Kisah miris ini membuat banyak orang tergerak untuk berdonasi.
Diberitakan BBC News, Minggu (3/5/2020), seorang ibu beranak 8 kebingungan saat anak-anaknya menangis karena lapar. Ia tidak memiliki uang ataupun bahan makanan yang bisa dimasak. Alhasil, ibu ini memasak batu agar anak-anak tenang dan percaya ibunya sedang memasak makanan.
Ibu bernama Peninah Bahati Kitsao yang tinggal di Mombasa, Kenya, berharap anak-anaknya akan tertidur sambil menunggu makanan matang. Kisah ini tentu saja membuat banyak hati teriris.
Peninah biasanya bekerja sebagai buruh cuci pakaian tetapi ia terpaksa kehilangan pekerjaannya karena dampak Covid-19. Karena tidak punya penghasilan, Peninah tak bisa membeli bahan makanan untuk dimakan bersama anak-anaknya.
Kejadian miris ini pertama kali diketahui Prisca Momanyi yang tak lain adalah tetangga Peninah. Prisca membagikan cerita di media sosial perihal tetangganya yang masak batu.
Kisah ini kemudian viral sehingga memancing banyak orang untuk berdonasi. Prisca membantu menjadi corong donasi bagi Peninah karena ibu 8 anak ini tak memiliki akun bank serta tidak bisa membaca.
Mendapati banyak orang turut memberi bantuan, Peninah merasa sangat bersyukur dan menganggap ini sebagai keajaiban.
"Saya tidak percaya bahwa warga Kenya bisa sangat mencintai saya. Saya juga menerima panggilan telepon dari seluruh negeri bertanya bagaimana caranya mereka bisa membantu," katanya Peninah yang selama ini tinggal di rumah kecil tanpa aliran listrik maupun air.
Saat diwawancara media, Peninah yang sudah tak memiliki suami ini mengatakan kalau anak-anaknya tahu Peninah sedang menipu mereka.
"Mereka mengatakan bahwa mereka tahu saya berbohong kepada mereka, tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya tidak punya apa-apa," ujar Peninah.
Pemerintah Kenya memang sudah memberikan bantuan untuk warganya yang terdampak Covid-19 namun Peninah belum pernah menerima bantuan ini.