Sindir Belva Stafsus, Yunarto: Proyek Jalan Terus, Apa Lebih Penting dari Tugas Negara?
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyindir Belva Devara yang mundur dari jabatan staf khusus (stafsus) presiden. Ia mempertanyakan sikap Belva yang masih menjalankan salah satu proyek Kartu Prakerja yang dilimpahkan kepada Ruangguru.
"Mundur terus proyek jalan terus, apa yang Anda mau ajarkan?" tulis Yunarto via akun Twitter-nya @yunartowijaya, Selasa (21/4/2020).
Pria berusia 38 tahun itu menuding Belva menyepelekan pekerjaannya sebagai stasfus presiden dan lebih memilih proyek besar yang telah berhasil diperoleh Ruangguru.
"Proyek besar jauh lebih penting dari tugas negara? Atau memang selama ini Anda anggap posisi stafsus ini kerja sambilan?" kata @yunartowijaya.
Pertanyaan yang terlontar via media sosial itu sontak mengundang reaksi dari warganet. Sebagian warganet justru kontra dengan sikap Yunarto dan mendukung Belva Devara, salah satunya seperti diungkapkan oleh @BudiTyas.
"Kalau proyek, yang harus ditekan ya pemerintah. Kalau Ruangguru disuruh cabut lantas diganti platform aba-abal punya kroni, ya malah tambah ambyar," katanya.
Komentar tersebut dibalas dan diamini oleh @marissazefanya.
"Setuju, lagian Ruangguru selama ini bagus-bagus aja kok. Sebenarnya yang namanya enggak suka ya enggak suka aja. Belva aja sekarang yang maju kena mundur kena," tulisnya.
Namun ada pula yang mendukung sikap Yunarto.
"Kalo mundur, proyek juga mundur, itu gue demen, tapi kalau proyek nggak ikut batal, haiyah, dia orang cuma cari proyek aja rupanya," tulis warganet.
Adamas Belva Syah Devara mengundurkan diri dari jabatan stafsus Presiden Jokowi usai diterpa skandal keterkaitan Ruangguru dengan proyek Kartu Prakerja.
Ia dikritik oleh banyak pihak karena perusahaan yang ia dirikan menerima proyek dengan kucuran dana triliunan dari pemerintah.
CEO Ruangguru Adhamas Belva Syah Devara mengumumkan pengunduran diri sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Selasa (21/4/2020).
"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020 dan disampaikan langsung ke Presiden pada 17 April 2020," kata Belva melalui akun instagram miliknya pada Selasa.
Belva mengakui pengunduran dirinya dipicu oleh keikutsertaan perusahaan miliknya Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja yang mendapat banyak kritik dari masyarakat.
Alumnus dari 3 universitas Amerika Serikat yaitu Massachusetts Institute of Technology, Stanford University dan Harvard University itu menjelaskan, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Karenanya, dia mengklaim tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.
Dia mengakui, kalau skandal itu menjadi polemik berkepanjangan, dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Presiden Jokowi dalam menghadapi masalah pandemi covid-19.
"Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya. Walau singkat, sungguh banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden," tambah Belva.
Pria kelahiran 30 Mei 1990 itu mengaku ia merasakan betul bagaimana semangat Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan.
Karenanya, kata dia, di mana pun dan posisi apa pun ia bekerja, tetap berkomitmen mendukung Presiden Jokowi dan pemerintah untuk memajukan NKRI.
"Dengan ini, saya juga ingin menjelaskan bahwa saya tidak dapat merespons pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir. Saya ingin fokus dalam menyelesaikan hal ini terlebih dahulu. Terima kasih untuk teman-teman yang telah menghormati dan menghargai keputusan saya tersebut," ungkap Belva.
Ia pun sempat menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat segera keluar dari masalah pandemi yang berat ini.