Kabar Baik! Lab PCR Riau Sudah Beroperasi, Tes Swab Pasien Covid-19 Bisa Keluar Lebih Cepat
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Mulai hari ini, peralatan untuk tes swap Covid-19 di laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru sudah mulai beroperasi. Bahkan beberapa sampel swab pasien dalam pengawasan (PDP) di RS yang menampung pasien PDP se-Kabupaten/Kota sudah masuk untuk dilakukan tes.
“Alhamdulillah, alat PCR kita sudah mulai beroperasi, mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik. Bahkan hari ini sudah menerima sampel, kita tunggu hasilnya hari ini,” ujar Gubernur Syamsuar, Senin (20/4/2020).
Dijelaskan Gubri, dengan adanya dua alat PCR yang ada di RSUD Arifin Ahmad, akan lebih mempercepat keluarnya hasil swab PDP yang saat ini masih dirawat di RS. Selain dua alat PCR yang ada di RS Arifin Ahmad, Pemprov Riau juga meminta pengoperasian PCR milik Balai POM Pekanbaru.
“Kalau ada tiga alat PCR di Riau, tentunya akan lebih banyak lagi tes swab di Riau. Kita usahakan yang punya balai POM Pekanbaru, melalui POM pusat, bisa menyetujui pinjam pakai. Jadi ada tiga bisa membantu penanganan covid-19, dan hasil bisa diketahui lebih cepat,” jelas Gubri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, alat PCR ini akan beroperasi setiap harinya, dan bisa menampung 60 swap PDP. Dan masing-masing Kabupaten/Kota sekarang sudah mulai mengirimkan sampel ke Lab RSUD Arifin Ahmad.
“Alat PCR kita sudah bekerja, setiap tiga jam alat ini akan berputar memeriksa hasil swab dari pasien yang sedang dirawat. Untuk hasilnya ditunggu dalam satu hari, berapa bisa hasilnya nanti, tim yang ada di labkes menyampaikan,” kata Mimi.
“Jadi kalau sudah ada hasilnya, tetap melalui diskes untuk menyampaikannya. Dari pihak Labkes disampaikan ke kita, dan akan kita umumkan hasilnya, positif atau negatifnya,” kata Mimi.
Dijelaskan Mimi, banyaknya PDP di Riau, nantinya akan mempercepat keluarnya hasil tes pasien. Hal itu juga membantu tenaga medis untuk lebih cepat menangani pasien Covid-19, termasuk meminimalisir APD yang digunakan oleh tim medis.
“Selama ini kita harus menunggu satu minggu bahkan sampai 14 hari menunggu hasil labor swab-nya (dari Kemenkes RI di Jakarta). Kalau sudah ada sama kita hanya butuh waktu dua sampai tiga hari, dan APD yang digunakan tenaga medis bisa hemat. Misalnya pasien yang dinyatakan negatif setelah hasil swap, bisa diperbolehkan pulang, kalau biasanya kan harus menunggu hasil swab, sementara pasien tetap diberikan pengobatan, dan tenaga medis tetap menggunakan APD,” jelas Mimi.
Reporter: Nurmadi