Kades Petapahan Berharap Imbo Putui Jadi Hutan Wisata
PETAPAHAN (HR)- Kepala Desa Petapahan, Tapung, Abdul Cholil mengharapkan Imbo (Rimba) Putui bisa dikelola menjadi hutan wisata. Saat ini luas Imbo Putui terus mengalami pengurangan.
Hal itu disampaikan dalam seminar dan penanaman pohon di Gedung Guru UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tapung, Desa Petapahan, Selasa (31/3).
Cholil mengharapkan agar Imbo Putui dikelola dan dikembangkan. Sehingga selalu terjaga kelestariannya. Ninik Mamak telah membuat hukum adat mengatur pelestarian Imbo Putui.
Cholil mengatakan, Pemerintah Desa dan Ninik Mamak telah berupaya memperkenalkan Imbo Putui hingga nasional. Terbukti, Imbo Putui telah menjadi salah satu sasaran mahasiswa IPB untuk melakukan penelitian.
Sementara itu Dinas Kehutanan Kampar menyampaikan terkait keberadan Hutan Adat Imbo Putui. Hutan itu mutlak dikuasai adat setempat.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan melalui Kepala Bidang Perlindungan dan Penataan Hutan Darwin Saragih.
"Kami sudah cek, bahwa Imbo Putui masuk dalam HPL. Tidak masuk dalam kawasan hutan. Jadi bisa dikelola secara adat," tegas Darwin.
Darwin meminta pemerintah desa dan masyarakat pro-aktif meminta bantuan pemerintah agar dapat dikelola. Di antaranya, dapat dikelola menjadi Hutan Adat Wisata Penelitian.
Selain Darwin, hadir pemateri diantaranya, Kepala Seksi Kelembagaan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indragiri Rokan Alamsyah yang menyampaikan materi tentang pemberdayaan masyarakat di DAS.
Seminar dihadiri anggota DPRD Kampar asal Daerah Pemilihan Tapung, Sahidin, Said Ahmad Kosasi, Sri Wahyu Setianingsih dan Rahayu Sri Mulyani. Kapolsek Tapung, Danramil.
Seminar diakhiri dengan pernyataan sikap bersama tentang pelestarian Hutan Adat Imbo Putui. Kemudian dilanjutkan penanaman 400 batang pohon di sekitar pintu masuk Imbo Putui. (hir)