Niatnya Agar Warga di Rumah Aja, Kehadiran 'Pocong' Kampung Malah Ramai Ditonton
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Sejak pertengahan Maret lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengimbau masyarakat agar mulai mengurangi kegiatan di luar rumah dan menerapkan social distancing dilanjutkan kekinian dengan physical distancing yang mengusung tagar #dirumahaja.
Hal itu diyakini bisa memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19. Namun masyarakat masih saja banyak yang bandel dan tak mau mengikuti aturan tersebut, akibatnya warga sekitar pun mencari akal agar yang masih bandel tidak keluyuran.
Termasuk fenomena "pocong portal" di beberapa daerah yang belakangan menjadi viral dan menggelitik publik.
Mengutip laman Tribunnews Maker, pocong portal ini pertama kali muncul di sebuah desa di Purworejo, Jawa Tengah.
Di mana keberadaan pocong ini dalam rangka mengingatkan masyarakat tentang kematian.
Sehingga siapa pun yang ngeyel dan tidak ikut mencegah penyebaran virus bisa saja segera dipocong alias mati.
Pocong portal ini berwujud dua orang warga yang mengenakan pakaian hantu pocong dan bersiaga menghadang jalan masuk kampung.
Nah baru-baru ini, masyarakat Dukuh Kesongo RT 002 RW 001, Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah menerapkan hal yang sama.
Tujuannya tentu membantu pemerintah agar warga, khususnya anak-anak tak keluar rumah selama pandemi Covid-19.
Apalagi saat ini sekolah banyak diliburkan, otomatis anak-anak berada di rumah masing-masing. Namun, pocong portal tersebut pada akhirnya dihentikan.
Pasalnya, bukan malah takut, kehadiran pocong portal ini justru mengundang perhatian warga lain hingga jadi tontonan.
Warga diketahui berbondong-bondong datang ke dusun untuk menyaksikan pocong penjaga kampung.
Oleh sebab itu, untuk sementara dua pocong tersebut "beristirahat" menjaga akses kampung.
"Pocong portal itu kita mulai jam 7 malam sampai jam 9 malam. Penting agar anak tidak main ke luar karena masa libur sekolah," kata tokoh pemuda Desa Kepuh, Anjar Panca, Sabtu (4/4/2020).
"Tujuannya biar warga di rumah, tapi kenyataannya malah banyak warga yang menonton. Akhirnya sepakat untuk sementara kita hentikan karena malah mengundang massa. Takutnya terjadi kesalahan," sambungnya.
Diakui Anjar, ide menggunakan pocong portal untuk menjaga kampung iru awalnya gara-gara melihat berita pocong viral di sebuah media Korea Selatan.
Foto dua warga menggunakan kostum pocong itu kemudian menyebar setelah diunggah kembali oleh warga dengan tulisan "Portal Antimainstream" dan diberitakan media Korea Selatan, SBS.
Artikel berjudul "Pencegahan Covid, Desa di Indonesia Sampai Dijaga Hantu Pocong" itu ditulis dalam huruf Hangul.
"Dalam keterangan di pemberitaan menyebut, foto diambil di Tukrejo, Purworejo," lanjut Anjar.
Karena foto tersebut telanjur viral, Anjar dan sejumlah warga menggagas kembali ide pocong portal untuk menjaga kampung mereka.
Sayangnya karena implementasi tidak berjalan sesuai tujuan, pocong portal itu pun dihentikan sementara.
Sebelumnya, warga kampung mereka memang pernah memakai kostum pocong saat malam 1 Suro pada tahun 2019.