Jefry Noer Bertekad Bebaskan Kemiskinan
BANGKINANG (HR)-Bupati Jefry Noer bertekad di akhir kepemimpinannya tahun 2016 mendatang, masyarakat Kabupaten Kampar sudah terbebas dari kemiskinan. Hal itu disampaikan Jefry Noer ketika memimpin rapat koordinasi dengan Tim Zero yang dihadiri kepala dinas terkait dan seluruh camat, Senin (30/3).
"Diakhir kepemimpinan saya pada akhir 2016 mendatang, Kampar benar-benar harus sudah terbebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh. Ini adalah wujud cinta dan terimakasih saya kepada masyarakat yang selama ini telah memberikan kepercayaan," ujar Jefry.
Rapat koordinasi ini digelar Bupati Kampar untuk mengumpulkan hasil evaluasi pendataan penduduk miskin yang ada di tiap kecamatan.
Sama seperti pertemuan sebelum-sebelumnya, Jefry Noer tetap bersikap tegas, mengharapkan adanya kontribusi nyata dari seluruh satuan kerja dan pemerintah kecamatan. Menurut dia, kemiskinan hanya dapat diberantas secara bersama-sama.
"Camat yang tidak siap untuk mendukung program pengentasan kemiskinan ini, diharapkan untuk segera mundur. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang benar-benar serius memikirkan kesejahteraan mereka, bukan orang-orang yang pemalas," kata Jefry.
Sikap tegas Jefry kerap mendapat sorotan dari berbagai pihak, namun sisi positif dari ketegasan itu adalah terus menyusutnya angka kemiskinan di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Kampar.
"Karena semua camat harus melakukan pendataan yang akurat. Kemiskinan harus dibersihkan karena tidak ada artinya daerah yang maju kalau angka kemiskinan tetap tinggi," katanya.
Jefry juga meminta untuk para kepala satuan kerja di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan serta para camat agar menjadi orang yang bersikap jujur.
"Jangan malah membohongi masyarakat dengan menyampaikan apa yang belum dikerjakan," katanya.
Jika ingin memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat, demikian Jefry, harus dimulai dari diri sendiri. Salah satunya, seluruh kadis dan camat juga harus memiliki lahan percontohan Desa serta Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi seperti yang telah dilaksanakan di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Setelah melaksanakannya dan program tersebut dan ternyata benar dapat menguntungkan, lanjut Jefry, barulah kemudian ditularkan ke masyarakat agar mereka terbebas dari kemiskinan.
Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3 Zero "plus" target swasembada pangan dan energi. Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup.
Di atas lahan seribu meter persegi, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.
Pemeliharaan Ayam Petelor
Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai, dan lainnya.
Kemudian dari sapi yang dipelihara tersebut, juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine dimana harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Bio urine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.
Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Mau masak tinggal beli garam, dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang, cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada biogas dan ikan yang dipelihara sendiri," katanya.
Jefry merincikan, jika program ini dijalankan dengan baik dan serius, maka hasilnya juga lebih dari memuaskan. Seperti biourine hasil dari kotoran cair sapi yang dipelihara, per bulannya dapat menghasilkan lebih seribu liter.
"Anggap saja yang jadi atau berhasil diolah itu 250 liter, artinya sudah menghasilkan uang lebih dari Rp6 juta. Belum lagi dari hasil pertanian dan perikanan yang jika serius dijalankan juga akan mendatangkan uang," katanya.***